Breaking News

PENDIDIKAN Akademisi: Kita Butuh Pendidikan Humanis yang Mendukung Kebhinekaan 12 May 2017 13:06

Article image
Dosen Binus University Dr Frits Fios . (Foto: Ist)
Pendidikan di Indonesia lebih berorientasi pada hal-hal inferior berorientasi praksis, dan ketimbang nilai-nilai luhur pendidikan yang membentuk pola pikir rasional, sikap etis, humanis, dan religius.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Pendidikan harus mengubah karakter peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkarakter santun, humanis, rasional dan religius.

Hal ini disampaikan Dosen sekaligus peneliti Binus University Dr Frits Fios ketika diwawancarai IndonesiaSatu.co di Jakarta, Jumat (12/5/2017).

“Mari kita mendidik karakter anak-anak kita untuk menjadi pribadi yang berkarakter santun, humanis, dan religius,” ajak Frits.

Menurut Frits, apa yang kita lihat belakangan ini mengetengahkan wajah pendidikan yang tidak berorientasi pada pola pikir.

“Yang ada adalah formalitas untuk mengejar pangkat, jabatan, gelar, dan bukan pada nilai-nilai otentik yang mengubah pola pikir, sikap, dan tindakan,” ungkap Frits.

Frits yang juga adalah Ketua Institut Pendidikan Agama Katolik (IPAK) Parung Panjang Bogor menilai pendidikan di Indonesia lebih berorientasi pada hal-hal inferior berorientasi praksis, dan ketimbang nilai-nilai luhur pendidikan yang membentuk pola pikir rasional, sikap etis, humanis, dan religius.

Karena itu, ke depannya Wakil Direktur Pengkajian dan Analisis Data VOX Point Indonesia menganjurkan wajah pendidikan humanis yang sesuai nilai-nilai kebhinekaan Indonesia. Pendidikan harus menguatkan toleransi dan rasa cinta pada fakta keragaman di Bumi Pertiwi ini.

“Mari kita mendidik karakter anak bangsa yang toleran, etis, humanis dan religius untuk memperbaiki wajah carut-marut bangsa ini yang sudah seolah-olah berjalan menuju titik nol bahkan minus dalam konteks hidup bersama sebagai bangsa yang berbhineka tunggal ika, satu dalam perbedaan, bukan satu dalam keseragaman,” pungkasnya.

--- Redem Kono

Komentar