Breaking News

MUSIK AM Hendropriyono: Kebudayaan Tak Punya Sekat Politik 01 Nov 2018 11:13

Article image
Ketua Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) AM Hendropriyono dan pemusik senior Obbie Messakh sedang berduet. (Foto: ist)
Sumpah Pemuda harus diperingati karena memang itu satu peristiwa yang fenomenal dalam sejarah kebangsaan kita.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Ketua Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Prof Dr AM Hendropriyono mengatakan, masyarakat bisa bersatu lewat kesenian dan kebudayaan. Hendro mengatakan ini dalam moment konser musik yang diinisiasi  PAPPRI di  Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).

Dalam perhelatan akbar bertajuk Konser Sumpah Pemuda ini, Hendro yang juga Jenderal TNI (Purn) menegaskan bahwa Sumpah Pemuda harus diperingati sebagai sejarah bangsa.

Tampak hadir dalam konser tersebut beberapa musisi senior, di antaranya Obbie Messakh, Jelly Tobing, Ermy Kulit, dan The Rollis.

"Kebudayaan tak punya sekat politik. Kita tak mempersoalkan perbedaan atas aspirasi yang berkembang sehingga kita jadi gontok-gontokan sendiri. Itu kita arahkan ketertarikan pada seni," jelas Hendro.

"Saya kira kita bisa bawa masyarakat, bisa mengoreksi diri jangan terpecah-belah hanya karena perbedaan kepentingan, keinginan, hasrat berkuasa," lanjutnya.

Menurut jendera berbintang empat yang pernah menduduki berbagai posisi strategis nasional ini, Sumpah Pemuda harus diperingati karena memang itu satu peristiwa yang fenomenal dalam sejarah kebangsaan kita.

“Di tengah hingar-bingar perpolitikan Tanah Air para artis yang tergabung dalam PAPPRI ini mengingatkan pada dirinya sendiri dan seluruh bangsa Indonesia supaya ingat bahwa kita ini ditakdirkan berbeda-beda, baik beda dalam suku, agama, ras, tapi kita itu satu. Kita harus satu sebagai satu bangsa," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, PAPPRI memuliakan pengarang lagu “Indonesia Raya” Wage Rudolf Supratman dengan mengangkatnya sebagai anggota kehormatan PAPPRI. Seperti diketahui, lagu “Indonesia Raya” mulai dikumandangkan semenjak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 hingga saat ini.

"PAPPRI juga secara resmi memutuskan untuk mengangkat WR Supratman, pengarang lagu Indonesia sebagai anggota kehormatan PAPPRI, dia yang sudah mengumandangkan lagu terus menerus mulai Sumpah Pemuda sampai hari ini. Ini penghargaan tertinggi pada beliau," kata Hendropriyono.

PAPPRI juga akan menyiapkan langkah strategis, seperti menerjemahkan seluruh lagu Indonesia ke bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, Prancis, Mandarin, dan sejumlah bahasa lain.

"Agar tidak ada lagi pembajakan karya anak bangsa kita. Kita tidak tahu, lagu 'Bengawan Solo' diterjemahkan ke bahasa Mandarin. Nah, kalo kita sudah terjemahkan ke bahasa asing, tidak ada lagi yang bisa membajak karya anak bangsa," urainya.

--- Simon Leya

Komentar