Breaking News

BERITA Angelo Wake Kako: Produktivitas sebagai Indikator Kemakmuran 27 Jul 2020 09:32

Article image
Kegiatan Kunker Aanggota DPD RI, Angelo Wake Kako (AWK) di Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu, Ende. (Foto: David Mossar)
Angelo menjabarkan bahwa tolok ukur kemakmuran masyarakat juga harus didukung oleh infrastruktur, teknologi dan Sumber Daya Manusia, sehingga elemen-elemen itu harus diprioritaskan ke depannya.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- "Kemakmuran tanpa produktivitas adalah nihil, dan produktivitas tanpa kualitas adalah sia-sia. Kebijakan yang implementatif, Sumber Daya Manusia yang kompetitif, fasilitas infrastruktur yang memadai serta daya dukung teknologi yang baik, merupakan mata rantai penting dalam mendorong kemakmuran rakyat dan kemajuan daerah."

Demikian hal itu diutarakan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Angelius Wake Kako, dalam agenda kunjungan kerja (kunker) di Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/7/20).

Dalam rangkaian kunker tersebut, Senator Angelo didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kementerian PUPR RI, sekaligus dalam rangka memantau pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di beberapa daerah Kabupaten di NTT.

Program ini diharapkan dapat menunjang produktifitas hasil pertanian masyarakat. Pasalnya, wilayah Desa Koanara di Kecamatan Kelimutu, telah didukung dengan infrastruktur irigasi yang memadai sejak dibangun pemerintah pada tahun 2016 dan tahun 2017 melalui program Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Angelo menerangkan bahwa jika hasil pertanian (produktivitas) meningkat, maka ada kemungkinan penambahan anggaran untuk mendukung produksi para petani. Misalnya, penambahan teknologi atau kebutuhan fasilitas penunjang lainnya.

"Jika skala produksi secara kuantitas sangat besar dan kualitas baik, maka kita akan berupaya untuk mendukung, baik anggaran maupun fasilitas. Namun sebaliknya, jika produksi kecil maka kita harus berpikir kembali. Artinya, para petani mesti sungguh-sungguh meningkatan hasil produksi pertanian dari hasil sebelumnya," ungkapnya.

Angelo menjabarkan bahwa tolok ukur kemakmuran masyarakat juga harus didukung oleh infrastruktur, teknologi dan Sumber Daya Manusia, sehingga elemen-elemen itu harus diprioritaskan ke depannya.

"Para petani harus memiliki target. Jika targetnya kemakmuran (kesejahteraan), maka produktivitas harus menjadi indikator utama. Produktivitas (kuantitas) harus juga didukung dengan kualitas agar hasil produksi bisa masuk dalam persaingan pasar baik nasional maupun global," tegas Anggota Komite II DPD RI ini.

Hal senada diungkapkan Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang, Agus Sosiawan.

Ia mengharapkan agar masyarakat setempat lebih giat dan semangat dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. Pihaknya juga akan mengevaluasi secara keseluruhan jika hasil pertanian mengalami stagnan ataupun tren menurun.

"Kepentingan pemerintah ialah mendukung masyarakat agar berubah ke arah kesejahteraan. Kami mengharapkan agar masyarakat (kelompok tani) mampu menterjemahkan program ini secara baik. Harus ada perubahan menuju kesejahteraan dan kemandirian secara ekonomi. Daerah ini memiliki potensi, tinggal masyarakat mengoptimalkan sumber daya yang ada dan menikmati hasilnya," ujar Agus.

Sementara itu, Kepala Desa Koanara, Petrus Mbabho mengaku hasil produksi pertanian warga setempat sedikit meningkat sejak program P3A diturunkan pada tahun 2016.

"Sejak ada program P3A, hasil produksi meningkat setiap tahun. Namun ada beberapa kendala baik karena faktor alam (cuaca) maupun fasilitas yang terbatas. Intinya, sudah ada peningkatan meski belum signifikan," katanya.

Petrus menjelaskan bahwa realisasi pembangunan infrastruktur irigasi pertanian di wilayah Desa Koanara yakni sepanjang 300 meter.

“Kita berterima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah mengakomodir kelompok P3A Detukombo dalam program tersebut. Diharapkan agar program ini berlanjut guna membantu para kelompok tani dan produksi pertanian," harapnya.

Hadir pula dalam acara kunker DPD RI tersebut yakni Wakil Ketua DPRD Ende, Erik Rede, Sekcam Kelimutu, SKPD lingkup Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, para kepala Desa, kelompok P3A, perwakilan kelompok tani, tokoh adat, tokoh masyarakat dan undangan.

Jalannya acara dan sesi dialog interaktif dipandu oleh Kepala Desa Detusoko Barat, Nando Watu selaku moderator.

--- Guche Montero

Komentar