Breaking News

HANKAM BNPT: Lembaga Negara Kini Jadi Target Utama Serangan Terorisme 10 May 2018 08:36

Article image
Petugas Brimob melintas di depan Mako Brimob Kelapa Dua pascabentrok antara petugas dengan tahanan di Depok. (Foto: Ist)
Polisi, dan tentara jadi sasaran. Mereka menganggap pemerintah thaghut (setan) yang harus dimusuhi.

DEPOK, IndonesiaSatu.coKerusuhan di rutan Mako Brimob yang terjadi pada Selasa (8/5/2018) malam menunjukkan Lembaga Negara kini menjadi target utama serangan terorisme. Sasaran tersebut termasuk pos polisi dan lembaga lain yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Hal ini disampaikan Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Setyo Pranowo, di Malang, Rabu, (9/5/2018).

"Polisi, tentara seperti saya, juga bisa jadi sasaran. Mereka menganggap pemerintah thaghut yang harus dimusuhi," ungkapnya.

Dia mengatakan BNPT kini melibatkan 19 orang bekas napi terorisme untuk membangun kontra-narasi. Mereka dilatih public speaking. Tujuannya berkampanye mencegah radikalisme dan terorisme.

Mereka, kata Setyo, bagian dari upaya deradikalisasi. Bekas narapidana terorisme akan memberikan testimoni di sejumlah daerah. Testimoni penting dilakukan untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

"Sedangkan bagi masyarakat yang belum terpapar juga perlu dilindungi dari paham radikalisme dan terorisme," katanya.

Setyo mewanti-wanti bahaya radikalisme pada anak. Apalagi paham radikalisme juga tersebar di media sosial.

"Ada anak usia 14 tahun terpapar paham radikalisme, dia pergi ke Suriah," katanya.

Untuk itu, dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak untuk menangkalnya. Termasuk melibatkan para penyuluh agama di daerah. Mereka bisa memberikan pemahaman agama yang damai.

Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Jawa Timur Soubar Isman menjelaskan, Jawa Timur menjadi daerah yang banyak terjadi kasus dan pelaku. BNPT telah melakukan antisipasi menangkal terorisme, mengingat terorisme berpotensi terjadi di Jawa Timur.

"Jatim dalam kategori waspada. Harus diantisipasi," katanya. Eskalasi ancaman, menurut Soubar, mulai bergeser menggunakan media sosial.

Sebagaimana disampaikan, kerusuhan di rutan Mako Brimob dilaporkan terjadi pukul 19.30 WIB. Polisi menyebut pemicu kerusuhan adalah amukan narapidana bernama Wawan yang merasa titipan makanan dari keluarga narapidana tidak disampaikan.

Wawan lalu melakukan provokasi hingga para narapidana teroris lainnya melakukan pemberontakan dan terjadi adu tembak. Narapidana teroris berhasil menguasai tiga blok sel dan gudang isi barang bukti persenjataan. Saat itu 6 orang polisi disandera.

Polri merilis 5 polisi yang disandera telah gugur akibat luka bacok dan tembakan para narapidana dan seorang dari pihak narapidana tewas. Sementara satu polisi bernama Bripka Iwan Sarjana yang sempat disandera selama 27 jam, berhasil dibebaskan dan dievakuasi ke rumah sakit.

--- Redem Kono

Komentar