Breaking News

MUSIK Dian Sorowea dari Maumere: “Karna Su Sayang”, Disayang Indonesia 23 Oct 2018 19:03

Article image
Dian Sorowea, penyanyi lagu
Selain berterima kasih atas apresiasi yang diterimanya, Dian Sorowea mengklarifikasi bahwa Lagu "Karna Su Sayang" ditulis dan diproduksi di Kabupaten Sikka, Maumere, Flores, NTT.

Oleh Redem Kono

 

“MASA depan tidak beku. Takdir masih menunggu untuk dituliskan,” ujar penulis kenamaan Italia, Pierdomenico Baccalario, dalam bukunya The House of Mirrors (2005).

Tidak ada kebetulan. Kita hanya menunggu sesuatu yang terus diperjuangkan itu datang. Kalimat bijak Pierdomenico kini dialami oleh Dian Sorowea, gadis cilik asal Maumere, sebuah kota kecil di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dian, begitu ia dipanggil sehari-hari, kini menggetarkan jagat musik Indonesia dengan tembangnya, Karna Su Sayang (2018).

Biasa sa cinta satu sa pinta
Jang terlalu mengekang rasa
Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang

Demikian penggalan lirik Karna Su Sayang yang dinyanyikan Dian. Karna Su Sayang adalah sebuah lagu tentang percintaan yang ditulis oleh penyanyi Maumere, Andre Kwure alias Near. Aslinya, lagu ini dinyanyikan secara duet oleh Dian dan Near.  Lagu yang menggunakan dialek khas Indonesia Timur ini bercerita tentang seseorang yang sangat setia pada pasangannya. Ia berjanji takkan mendua dan ia selalu menjaga cinta tulusnya tersebut.

Diunggah di Channel YouTube “Fenomenear” pada 24 Juli 2018, Karna Su Sayang langsung diterima penuh antusias oleh penikmat musik Indonesia. Ajaibnya, lagu tersebut menuai apresiasi meskipun hanya dengan tampilan lirik-lirik. Tidak ada foto penyanyi ataupun video naratif tentang lagu tersebut.

Sampai tulisan ini dimuat, Karna Su Sayang sudah ditonton lebih dari 21 juta. Angka ini mengalahkan raihan artis-artis beken di Indonesia. MIsalnya, lagu Cake Bottle yang dinyanyikan Agnez Mo pada 2014 kini “hanya” ditonton 17 juta. Atau Jikalau Kau Cinta yang dinyanyikan Judika pada Februari 2018 menghimpun 19 juta penonton. Karna Su Sayang meraih 21 juta penonton hanya dalam empat bulan! Viral!

Terkait lagu yang ditulisnya tersebut, pengarang Near mengucapkan rasa terima kasihnya atas apresiasi yang diberikan. Ia juga mengaku kaget kalau lagunya bakal bisa se-hits ini.

“Maaf untuk membuatmu kesusahan dalam mengartikan ini cuma bahasa keseharian dari daerah saya sangat tidak menyangka akan dinikmati hampir di seluruh Indonesia. Danke banyak buat @putubahagiana dan @likeproject tanpa kalian lagu ini tidak akan keluar dari timur untuk kalian semua yang telah mengcover lagu ini saya ucapkan terimakasih,” ungkap Near.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa kekuatan lagu Karna Su Sayang tidak hanya terletak pada kata-kata romantik berbalut dialek khas Indonesia Timur. Keistimewaan lagu ini justru terletak pada lantunan suara merdu yang dinyanyikan Dian. Gadis kelahiran kampung terpencil bernama Kloangrotat, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka-Maumere, Provinsi NTT tersebut sukses menuai perbincangan publik.

Tidak hanya peminat musik memuja suaranya. Para penyanyi beken di Indonesia berlomba-lomba meng-cover Karna Su Sayang; mulai dari pedangdut terkenal Indonesia saat ini Via Vallen, penyanyi solo serba bisa Judika, group band ternama Tipe-X, selebgram Aviwkila, Youtuber Boy Wiliam, dan lain-lain. Bahkan mereka yang meng-cover Karna Su Sayang kini menjadi Trending Topic di You Tube, Instagram, dan media lainnya!

Tentang Dian dari Maumere

Siapakah Dian Sorowea itu? Lahir pada 14 Desember 2001, kehidupan Dian tidak pernah dapat dipisahkan dari musik. Ketika masih cilik, ayahnya wafat. Ia hidup dengan ibunya sedari kecil. Ibunya berprofesi sebagai Guru di SD Kloanglagot.

Namun, Dian tidak putus asa. Ia tetap rajin bersekolah dan giat mengembangkan bakatnya di bidang musik. Salah satu keluarga yang dikenal dekat dengan Dian menceritakan bahwa kemampuan bernyanyi dari Dian sudah tampak sejak kecil. Ia sangat antusias ketika bernyanyi di Gereja atau kegiatan-kegiatan di sekolah.

Bakat dan kemampuan Dian semakin muncul ketika bersekolah di SMA Swasta Katolik Bhaktyarsa, Maumere, Flores. Riky Hayon, guru musik di SMA yang pernah membimbing Dian pada 2016 menceritakan riwayat perkembangan Dian. Menurut Riky, bakat dan kemampuan Dian dalam beryanyi telah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Namun, Dian termasuk tipe murid yang rendah hati dan terus bekerja keras menyempurnakan dirinya.

“Dian yang saya kenal itu seorang yang rendah hati. Dia tidak akan bernyanyi kalau diminta. Ketika pertama kali bertemu Dian, saya sudah yakin bahwa ia punya potensi dalam bidang olah vokal. Ia hanya butuh didorong untuk berkembang,” papar Riky.

Didorong banyak orang, Dian tidak hanya aktif menyanyi di sekolah. Ia melibatkan dirinya dalam band lokal Maumere, Anak Cabang. Tidak ketinggalan ia mengikuti perlombaan tingkat lokal hingga nasional. Pada tingkat lokal, ia menjadi runner up perlombaan yang diselenggarakan STFK Ledalero (2017). Di tingkat nasional, ia menempati 10 besar I Sing Indonesia (2017). Tak puas mengembangkan potensinya, ia juga aktif bernyanyi di café seputar Maumere.

Tentang Karna Su Sayang, Dian mengaku bangga atas apresiasi yang diterimanya. Ia berterima kasih atas penghargaan jagat musik Indonesia.

“Terima kasih Tuhan. Saya tidak pernah menduga lagu ini akan disukai dan dinyanyikan banyak orang. Namun saya sadar bahwa apresiasi ini adalah motivasi bagi saya untuk mengembangkan kemampuan saya di bidang musik,” ujarnya ketika ditemui Redaksi IndonesiaSatu.co di Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Karna Su Sayang dari Maumere, bukan Papua!

Salah satu pokok penting yang hendak ditegaskan Dian yakni bahasa Karna Su Sayang gubahan Near tersebut sering digunakan dalam percakapan kaum muda se-kota Maumere. Karena itu ia membantah klaim atau pendapat yang muncul di media sosial yang mengatakan bahwa lagu tersebut ditulis dan diproduksi di Ambon atau Papua. Dian menegaskan bahwa Karna Su Sayang ditulis dan diproduksi di Maumere.

“Sekilas orang akan mengklaim bahwa Karna Su Sayang berasal dari Papua. Bahkan ada satu stasiun televisi tanah air secara terang-terangan mengatakan bahwa Karna Su Sayang yang sementara viral berasal dari Papua. Padahal lagu ini ditulis Kakak Near dan kami rekam di Maumere,” kisahnya.

Dian mengaku terkejut atas penerimaan insan musik Indonesia. Pasalnya, Karna Su Sayang adalah lagu yang menggunakan lirik-lirik lagu yang mencirikan dialeg khas Indonesia Timur.

“Terima kasih sudah diterima. Berarti dunia musik Indonesia terima kekayaan bahasa, dialek, budaya kami. Saya hanya perwakilan dari banyak anak muda Indonesia di NTT maupun Indonesia Timur yang memiliki potensi. Saya yakin teman-teman saya punya kemampuan yang sama,” ungkapnya.

Jangan kau berulah sa trakan mendua
Cukup jaga hati biar tambah cinta
Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang

(Terjemahan: Jangan kau berulah kutakkan mendua
Cukup jaga hati biar tambah cinta
Karna kalau kusudah bilang
Kutakkan berpindah karna sudah sayang).

Teruslah menyanyi, Dian. Semakin Karna Su Sayang, semakin disayang Indonesia!

Komentar