Breaking News

NASIONAL Dies Natalis ke-72, PMKRI Tegaskan Komitmen Kebangsaan 27 May 2019 11:36

Article image
Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Juventus Prima Kago dalam pidato seminar nasional memperingati 72 tahun PMKRI di Surabaya. (Foto: Dok. PMKRI)
Elite jangan jadi demagog yang memprovokasi masyarakat. Elite politik harus menjadi pengayom masyarakat.

SURABAYA, IndonesiaSatu.co-- Dalam rangka memperingati Ulang Tahun Organisasi ke-72 tahun, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) kembali menegaskan komitmen kebangsaan untuk Indonesia dalam seminar “Tantangan Indonesia Pasca-Pemilu” yang digelar di Surabaya, Sabtu (25/5/19).

Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Juventus Prima Yoris Kago, mengatakan PMKRI tidak pernah goyah dalam meneguhkan persatuan Indonesia di tengah carut-marutnya situasi politik tanah air.

“Sudah 72 tahun kami berjalan bersama sejarah bangsa ini, dan selama itu pula kami teguh berkomitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, merawat Pancasila di tengah setiap gejolak politik yang terjadi,” tutur Juventus dalam sambutan pembuka Seminar Nasional.

Mantan Ketua Presidium Cabang Kupang yabg akrab disapa Jipik ini mengatakan komitmen kebangsaan ini justru terdengar kencang terutama ketika bangsa dan negara diserang oleh infiltrasi ideologi asing yang ingin mengganti Pancasila.

“Di tengah tumbuh suburnya fundamentalisme agama dan upaya menggantikan Pancasila dengan ideologi lain berbasis agama, PMKRI justru semakin relevan dengan kebutuhan Indonesia saat ini, yakni komitmen kebangsaan untuk menjaga Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.

Rekonsiliasi Elit Politik

Pada kesempatan yang sama, Jipik mengajak agar para elite politik harus mengambil peran untuk merajut benang silaturahmi, dialog dan rekonsiliasi kebangsaan yang terkoyak akibat panasnya suhu politik pasca-pilpres.

“Elite jangan jadi demagog yang memprovokasi masyarakat. Elite politik harus menjadi pengayom masyarakat. Kita ini kaum terdidik, pakailah itu untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Jipik menandaskan bahwa fokus bangsa Indonesia harus ditujukan pada tantangan dunia global yang semakin terdigitalisasi.

“Kita sibuk bertengkar dan ingin pecah-belah. Sementara tantangan hari ini adalah Revolusi Industri 4.0 yang sudah ada di depan mata. Jika kita tidak siap, kita kalah dan tertindas. Mari bangkit dan hadapi itu,” tandasnya.

Seminar Nasional ini menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya Staf Khusus Menteri ESDM, Brigjen. Pol. E. Widyo Sunaryo sebagai keynote speaker mewakili menteri ESDM yang berhalangan hadir.

Pembicara lainnya yakni Kabid Humas Polda Jatim, Frans Barung, Kepala Bakesbangpol Jatim, Jonathan Judyanto, Ketua Bawaslu Jawa Timur, Moh. Amin dan Peneliti CSIS, D. Nicky Fahrizal.

--- Guche Montero

Komentar