Breaking News

REGIONAL Dinilai Meninggal Tak Wajar, Keluarga Duga Kematian Ansel Wora Karena Motif Pembunuhan 05 Nov 2019 12:32

Article image
Korban Anselmus Wora saat disemayankan di ruang jenazah RSUD Ende disaksikan anggota keluarga. (Foto: Ist/KabarRakyat.ID)
Keluarga menilai korban meninggal tidak wajar dan diduga korban dibunuh secara terencana.

ENDE, IndonesiaSatu.co-- Kematian seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Ende, Anselmus Wora yang ditemukan tewas mengenaskan di Kampung Ekoreko, Desa Rorurangga, Kecamatan Pulau Ende, Kamis (1/11/19) malam Wita, cukup mengejutkan publik terutama pihak keluarga korban.

Pihak keluarga yang melihat langsung kondisi korban saat disemayamkan di RSUD Ende, menemukan sejumlah fakta yakni pada bagian kepala korban terdapat luka panjang dan darah di bagian ubun-ubun serta hampir sepertiga bagian kepala kondisinya lembek.

Keluarga menilai korban meninggal tidak wajar dan diduga korban dibunuh secara terencana.

“Kami menemukan adanya kejanggalan pada bagian kepala korban. Menurut kami kematian ini tidak wajar. Sebab, ada luka dan keluar darah di bagian ubun-ubun dan kondisi kepala korban lembek," ungkap Kakak kandung korban, Hendrik Seni saat mendatangi Mapolres Ende, Senin (4/11/19).

Kepada awak media, Hendrik Seni menerangkan bahwa sebelum dikabarkan meninggal dunia, korban tidak pernah memiliki riwayat penyakit dalam atau sedang menderita sakit.

"Dengan kondisi korban seperti yang kami temukan, keluarga menduga korban meninggal karena dipukul dengan benda tumpul yang keras (dibunuh, red)," lanjutnya.

Kronologi Kejadian

Sebagaimana informasi yang dihimpun media ini dari salah seorang anggota keluarga korban, sesuai dengan penuturan isteri korban, Yeni Suwo, menerangkan bahwa pada 31 Oktober 2019, korban (Anselmus) dijemput seseorang yang bernama Hasan di kediamannya di Kelurahan Rewarangga, Kecamatan Ende Timur.

Bersama kedua rekannya, Hasan dan Isak, Anselmus berangkat ke Pulau Ende untuk memasang Dinamo Strom mobil DAK yang rusak atas permintaan salah seorang warga di sana.

“Hasan yang menjemput suami saya sekitar jam 11.00 siang. Hampir jam 3 sore, saya kembali telepon dan suami saya bilang sudah tiba di Pulau Ende. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi,” tutur Yeni.

Yeni melanjutkan, pada malam hari dirinya sempat menelpon suaminya sebanyak dua kali namun tidak dijawab. Keluarga pun panik.

"Saya langsung teriak histeris ketika mendengar kabar bahwa suami saya meninggal dan jenazahnya sudah berada di RSUD Ende. Saya tidak percaya suami saya meninggal," kisah Yeni.

Keluarga sendiri baru mengetahui Anselmus meninggal dunia setelah jasad korban disemayamkan di ruang jenazah RSUD Ende pada Jumat dini hari.

Keluarga yang langsung mendatangi ruang jenazah dan melihat kondisi korban menilai kematian Anselmus tidak wajar dan menduga ada motif terencana (pembunuhan, red).

“Kami tahu saat Almarhum sudah di rumah sakit diantar rekannya. Dan setelah diperiksa keluarga, ternyata ada luka di kepala. Kita duga ini kematian tidak wajar,” ungkap sepupu korban, Y.B. Hami.

Keluarga juga mengaku kecewa dengan kedua rekan korban yang bersama-sama dengan almarhum ke Pulau Ende tetapi hingga saat ini tidak pernah memberikan informasi kepada keluarga.

Di depan ruang jenazah, kata Hami, dirinya sempat menayakan perihal kematian sepupunya kepada rekan almarhum yang sama-sama ke Pulau Ende.

“Mereka (kedua rekan korban) mengaku almarhum meninggal saat menerima telepon di sekitar Dermaga Ekoreko. Dikatakan, saat mereka duduk di dekat pantai, almarhum sempat menjauh dan menerima telepon. Saat mereka mau pulang, mereka mencari almarhum dan ditemukan sudah meninggal di samping mobil,” kata Hami meniru penuturan rekan korban.

Desak Proses Hukum Hingga Tuntas

Keluarga yang menilai korban meninggal tidak wajar dan menemukan kondisi mengenaskan pada bagian kepala korban berharap agar kasus ini diungkap hingga tuntas oleh pihak Polres Ende dan dibuka ke publik sehingga diketahui oleh pihak keluarga dan publik terkait motif sesungguhnya di balik peristiwa naas ini.

"Kami mendukung pihak penyidik Polres Ende guna mengusut tuntas kasus yang menimpa keluarga kami. Kami berharap keadilan hukum ditegakkan dan mengungkap sebab dan motif sesuangguhnya di balik kasus ini,” ungkap Hendrik Seni di Halaman Mapolres Ende.

Sementara Kasat Reskrim Polres Ende, AKP Laurensius mengatakan kasus ini sedang ditangani Penyidik Polres Ende. Mnurutnya, penyidik telah menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta melaksanakan pra rekonstruksi hingga mengamankan barang bukti serta memeriksa para saksi.

“Belum bisa disimpulkan karena untuk kasus ini sementara proses penyelidikan. Ada 11 saksi yang diperiksa. Kami akan terus mengusut untuk mengetahui penyebab dan motif kematian,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya.

Kasat Laurensius menerangkan pihaknya sudah dua kali memimpin olah TKP, termasuk pra rekonstruksi serta mengamankan barang bukti milik korban berupa handphone (HP) dan visum.

Berdasarkan keterangan dokter di RSUD Ende, kata Lorensius, almarhum mengalami luka robek dan memar pada kepala bagian atas. Karena itu polisi belum bisa mengambil kesimpulan tentang penyebab dari kematian Anselmus, apakah karena kecelakaan kerja atau penganiayaan.

“Kita belum bisa menyimpulkan apakah almarhum meninggal karena kecelakaan kerja atau penganiayaan. Saya minta rekan-rekan media bersabar, kita sedang bekerja. Nanti jika sudah terbuka, baru kita umumkan ke publik hasil penyelidikannnya,” tandas Laurensius.

Aparat penyidik Polres Ende bertekad mengusut tuntas penyebab dan motif dari kematian pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Ende tersebut.

--- Guche Montero

Komentar