Breaking News

INTERNASIONAL Foto “Kotor” Istrinya Disebar di Korut, Kim Jong-un Ancam Perang Dunia III Lawan Korsel 02 Jul 2020 10:00

Article image
Kim Jong-un dikatakan sangat marah dengan foto-foto 'kotor' dari istrinya Ri Sol Ju yang merupakan hasil rekayasa. (Foto: The Financial Express)
Mengirim selebaran propaganda dengan balon telah menjadi taktik umum antara kedua Korea, yang secara teknis masih berperang karena Perang Korea 1950-53 mereka berakhir tanpa perjanjian damai.

PYONGYANG, IndonesiaSatu.co – Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dilaporkan mengancam perang dunia ketiga dengan Korea Selatan (Korsel) setelah foto-foto “kotor” istrinya yang merupakan hasil rekayasa disebar ke Korea Utara.

Selebaran anti-Pyongyang dari pembelot di Korsel menyebar foto-foto provokatif termasuk foto ibu negara Korut Ri Sol Ju menggunakan balon pada tanggal 31 Mei.

Insiden itu menyebabkan "kemarahan serius" di Pyongyang, demikian dikutip The Sun dari  Agence France-Presse.

Jong-un kemudian meledakkan  kantor penghubung di Kaesong, tepat di utara perbatasan, pada 16 Juni dan mengancam aksi militer dalam apa yang diduga sebagai tanggapan terhadap selebaran.

Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Matsegora mengatakan kepada Kantor Berita Rusia TASS: "Selebaran itu mengandung jenis propaganda kotor, menghina, yang ditujukan untuk pasangan pemimpin itu."

Dia mengatakan mereka dipotret "dengan cara tingkat rendah" sehingga mereka menjadi "jerami terakhir" bagi Kerajaan Pertapa.

Kantor penghubung meledak beberapa hari setelah saudara perempuan Kim, Kim Yo Jong, memperingatkan “tentang pemandangan tragis dari kantor penghubung bersama Utara-Selatan yang tidak berguna yang benar-benar runtuh.”

Hari berikutnya Pyongyang mengumumkan akan melanjutkan latihan militer, meningkatkan kesiapan di kota-kota perbatasan dan membangun kembali pos penjagaan.

Itu adalah tindakan paling provokatifnya di semenanjung itu sejak memasuki perjanjian dengan Korsel untuk menurunkan ketegangan pada 2018.

Mengirim selebaran propaganda dengan balon telah menjadi taktik umum antara kedua Korea, yang secara teknis masih berperang karena Perang Korea 1950-53 mereka berakhir tanpa perjanjian damai.

Pada bulan Mei, pembelot Korut di Korsel menjatuhkan 500.000 selebaran, uang tunai, stik USB, dan kartu SD ke negara ‘nakal’ dengan 20 balon.

--- Simon Leya

Komentar