Breaking News

PERDAGANGAN Impor Nonmigas Meningkat, Januari 2018 Alami Defisit Neraca Perdagangan 24 Feb 2018 12:07

Article image
Aktivitas terminal peti kemas penduduk ekspor dan impor barang. (Foto: ist)
Lebih rendahnya surplus neraca perdagangan nonmigas dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 0,46 miliar dolar AS (mtm) yang disertai dengan penurunan ekspor nonmigas sebesar 0,19 miliar dollar AS (mtm).

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 mencatat defisit sebesar 0,68 miliar dolar AS. Defisit tersebut disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan defisit neraca perdagangan migas.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Agusman, menjelaskan surplus neraca perdagangan nonmigas pada Januari 2018 tercatat 0,18 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai 0,83 miliar dolar AS.

“Lebih rendahnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 0,46 miliar dolar AS (mtm) yang disertai dengan penurunan ekspor nonmigas sebesar 0,19 miliar dollar AS (mtm),” kata Agusman, dikutip dari siaran pers yang dimuat dalam website BI, Sabtu (24/2/2018).

Disebutkan peningkatan impor nonmigas terutama bersumber dari kenaikan impor mesin dan pesawat listrik, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya, bahan kimia organik, serta senjata dan amunisi. Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama disebabkan oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, timah, bijih, kerak, dan abu logam, serta nikel.

Di sisi lain, jelas Agusman, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor. Defisit neraca perdagangan migas turun dari 1,05 miliar dolar AS pada Desember 2017 menjadi 0,86 miliar dolar AS pada Januari 2018.

“Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya impor migas sebesar 0,42 miliar dolar AS (mtm) yang terjadi baik pada impor minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Sementara itu pada periode yang sama, ekspor migas juga tercatat turun sebesar 0,22 miliar dolar AS (mtm),” kata Agusman.

Bank Indonesia, lanjut Agusman, memandang defisit neraca perdagangan tersebut tidak terlepas dari peningkatan kegiatan produksi dan investasi, sejalan dengan membaiknya prospek perekonomian domestik, serta pengaruh kenaikan harga barang impor.

“Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan membaik seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Perkembangan tersebut akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan,” tutup Agusman.

--- Sandy Javia

Komentar