Breaking News

INTERNASIONAL Indonesia dan Delegasi OKI Perjuangkan Nasib Pengungsi Rohingya di PBB 20 Sep 2017 10:21

Article image
Wapres Jusuf Kalla berbicara dalam sidang tahunan PBB. (Foto: Ist)
Berkat diplomasi tersebut, terang JK, semua negara yang hadir sepakat untuk membuat komunike (pernyataan bersama) agar Myamnar menghentikan kekerasan.

NEW YORK, IndonesiaSatu.coDelegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang khusus membahas Rohingnya di sidang tahunan PBB.

Berkat diplomasi tersebut, terang JK, semua negara yang hadir sepakat untuk membuat komunike (pernyataan bersama) agar Myamnar menghentikan kekerasan serta mengajak negara-negara OKI untuk memberikan bantuan logistik bagi pengungsi Rohingnya.

"Tapi saya bilang tidak hanya komunike. Kita bersama-sama membantu masyarakat itu sendiri dulu dengan logistik, dengan bantuan. Itu yang dibicarakan," kata JK di sela-sela kegiatannya di New York, Amerika Serikat, Selasa (19/9/2017).

Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa OKI maupun PBB hanya bisa memberikan tekanan politik kepada Myanmar untuk segera menghentikan kekerasan.

Sebagaimana diberitakan, negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berkumpul di sela sidang umum PBB membahas masalah terhadap etnis Rohingya. Pertemuan ini untuk menjalankan formula 4+1 yang diusulkan Indonesia.

Pertemuan ini dilaksanakan di markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (19/9/2017) waktu setempat. Delegasi Indonesia diwakili langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

"Pertemuan OKI di Markas PBB penekanan pada formula 4+1 dan ajakan untuk bantu Myanmar yang sebelumnya telah disampaikan RI," kata juru bicara Wapres JK, Husain Abdullah. 

"Kita (OKI) sepakat bersama-sama membantu para pengungsi Rohingya dan tentu Indonesia punya peran karena hanya kita yang diperbolehkan oleh pemerintah Myanmar," kata Wapres.

Sebelumnya pemerintah Indonesia telah menawarkan formula 4+1 untuk Rakhine State. Formula 4+1 tersebut:

  1. mengembalikan stabilitas dan keamanan.
  2. menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan.
  3. perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State, tanpa memandang suku dan agama.
  4. pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan.

--- Redem Kono

Komentar