Breaking News

INDUSTRI Industri Energi dan Pertambangan Butuh Reformasi Tenaga Kerja 13 Feb 2018 14:46

Article image
Aktivitas tambang batubara. (Foto: ist)
Sebagai negara penghasil batu bara terbesar kelima di dunia, industri pertambangan Indonesia menyumbang sekitar 4,2% terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2016. Namun, umur panjang organisasi pertambangan terbesar di dunia nampaknya menyusut.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Hay Group, sebuah divisi dari Korn Ferry, menyelenggarakan diskusi mengenai pentingnya perencanaan tenaga kerja strategis bagi industri energi dan pertambangan di Indonesia di kantor Jakarta, akhir Januari lalu.

Terungkap dalam diskusi tersebut bahwa Indonesia adalah produsen utama batu bara, tembaga, emas, timah dan nikel. Sebagai negara penghasil batu bara terbesar kelima di dunia, industri pertambangan Indonesia menyumbang sekitar 4,2% terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2016. Namun, umur panjang organisasi pertambangan terbesar di dunia nampaknya menyusut.

Untuk itu, Korn Ferry Hay Group Indonesia berusaha melibatkan organisasi dalam mempersiapkan masa depan yang berkelanjutan melalui sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan.

"Perusahaan perlu menyadari enam megatren yang mendorong perubahan dalam industri energi, yang meliputi: globalisasi, individualisasi, perubahan demografis, konvergensi teknologi, gaya hidup atau pekerjaan secara digital, serta perubahan iklim," kata Erika Hamizar, Senior Principal of Korn Ferry Hay Group Indonesia melalui siaran pers yang dikutip, Selasa (13/2/2018).

Menurutnya, perluasan industri energi dan pertambangan berkontribusi terhadap permintaan tak terduga akan sumber daya manusia yang terampil secara teknis di semua lini pekerjaan. Pengenalan teknologi ke dalam industri pertambangan juga menarik tenaga kerja yang melek teknologi ke dalam profesi ini.

Karena ada kebutuhan yang terus menerus akan pekerja dan pengguna mesin, perusahaan energi dan pertambangan perlu mengembangkan strategi manajemen perubahan yang efektif untuk memastikan ketersediaan talenta yang berkelanjutan dan untuk memastikan bahwa tenaga kerja mereka tetap terdepan.

"Masa depan memaksa organisasi agar menyesuaikan kembali model dan struktur bisnis mereka dalam mengakomodasi perubahan dinamika sumber daya manusia terkini, melalui perencanaan tenaga kerja yang efektif. Tanpa melibatkan orang-orang dengan keterampilan yang tepat dalam menjalankan peran yang tepat, organisasi akan mengalami kendala dalam mencapai tujuannya," ujar Dr Denny Turner, Associate Client Partner of Korn Ferry Hay Group Indonesia.

Dia menilai sangat penting bagi organisasi untuk menyadari nilai sebenarnya dari modal manusia (human capital). Human capital berpotensi menghasilkan nilai 2,33 kali lebih banyak dibandingkan modal fisik secara global: $1.215 triliun dibandingkan dengan $521 triliun.

Dengan demikian, penempatan staf, prakiraan, penjadwalan dan penyesuain tepat waktu sangat penting bagi organisasi agar dapat berjalan se-efektif mungkin. Dengan teknologi, proses dan prosedur yang tepat, organisasi dapat mengatur tenaga kerja secara efektif untuk kinerja yang optimal dan menurunkan biaya buruh.

--- Sandy Javia

Komentar