Breaking News

INTERNASIONAL Kapal Perang AS Melintas di Selat Taiwan, China: Militer Kami Siap Perang 25 Jul 2019 14:55

Article image
Kapal perang AL Amerika Serikat
Pemerintah China memperingatkan AS untuk siap berperang jika menunjukkan langkah-langkah provokatif yang mendukung kemerdekaan Taiwan.

WASHINGTON DC, IndonesiaSatu.co Amerika Serikat (AS) menyatakan telah mengirim kapal perang milik angkatan lautnya untuk melintas di Selat Taiwan, Rabu (24/7/2019) waktu setempat.

Seperti dilansir Spiegel Online, Kamis (25/7/2019), kapal perang AS yang dikirim ke Selat Taiwan diidentifikasi sebagai “Antietam”.

Pejabat Angkatan Laut AS menyatakan, armada laut AS akan tetap melintas di semua perairan internasional yang secara hukum telah disepakati sebagai kawasan bebas berlayar, termasuk di Selat Taiwan dengan lebar 180 kilometer itu.

"Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di semua wilayah yang diizinkan oleh hukum internasional. Transit melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka bagi armada kami," ungkap Komandan Clay Doss yang adalah juru bicara Armada Ketujuh AL AS, seperti dikutip dari Spiegel Online, Kamis (25/7/2019).
 
Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, AS terikat hukum untuk membantu Taiwan untuk mempertahankan diri. Karena itu, AS menjadi sumber senjata utama bagi Taiwan.

Sementara itu, otoritas China melontarkan kecaman keras terhadap AS yang dinilai sengaja membiarkan kapal perangnya berada di Selat Taiwan.

Pemerintah China memperingatkan AS untuk siap berperang jika ada langkah-langkah yang mendukung kemerdekaan Taiwan.

Beijing menuduh Washington sengaja merusak stabilitas global maupun regional. China juga mengecam transaksi persenjataan serta peralatan militer lainnya antara AS dan Taiwan.

"Jika ada pihak yang berani mengupayakan pemisahan Taiwan dari China, militer kami akan siap berperang untuk menjaga kedaulatan nasional, persatuan dan integritas teritorial kami," ujar Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China.

--- Rikard Mosa Dhae