Breaking News

INTERNASIONAL Koordinator Aksi: Prabowo Mendukung Penjajahan Israel di Palestina 28 Nov 2018 12:28

Article image
Aksi massa mengecam pernyataan Prabowo di depan Kantor Konjen Australia di Jalan Ir Soekarno, Surabaya. (Foto: detik.com)
Massa menuntut Prabowo segera meminta maaf dalam kurun waktu 24 jam ke depan. Jika tidak, massa berjanji akan mengerahkan massa lebih banyak lagi dari seluruh wilayah di Jatim.

SURABAYA, IndonesiaSatu.co – Komentar calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang dianggap mendukung rencana pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem kembali menuai protes. Kali ini aksi protes dilancarkan oleh massa yang tergabung dalam Aliansi Cinta NKRI. 

"Kami mengecam atas sikap dan pernyataan Prabowo beberapa waktu lalu untuk pemindahan Dubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem, Palestina. Ini sama dengan Prabowo mendukung penjajahan Israel di Palestina. Ini yang menodai hati umat Islam," kata Koordinator Aksi Ahmad Jazuli di sela aksi di depan Kantor Konjen Australia di Jalan Ir Soekarno, Surabaya, Rabu (28/11/2018).

Seperti dilaporkan detikcom, puluhan massa ini mulai berkumpul di depan Kantor Konjen Australia mulai pukul 09.30 WIB. Mereka membawa beberapa poster bertuliskan 'Save Palestina Prabowo Pro Barat', 'Wowo Pendukung Penjajahan Palestina' hingga 'Prabowo Antek Barat'

Massa pun menuntut Prabowo segera meminta maaf dalam kurun waktu 24 jam ke depan. Jika tidak, massa berjanji akan mengerahkan massa lebih banyak lagi dari seluruh wilayah di Jatim. 

"Kami sampaikan bahwa Prabowo harus meminta maaf kepada umat Islam. Dalam waktu 24 jam jika tak ada permintaan maaf, maka dalam waktu dekat, kami Aliansi Cinta NKRI akan datang lebih banyak," tambah Jazuli.

Jazuli menambahkan sejarah mencatat negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Palestina. Untuk itu Jazuli menegaskan Palestina membutuhkan bantuan dari Indonesia untuk mendukung Palestina merdeka. Namun yang dilakukan Prabowo justru sebaliknya. 

"Apalagi saat ini Palestina merupakan negara yang terjajah Israel dan Amerika. Hanya Indonesia satu-satunya negara yang mendukung Palestina merdeka. Kami tak ingin punya calon presiden yang mendukung Zionis," lanjutnya. 

Dalam aksi unjuk rasa ini, ada beberapa ormas yang tergabung, di antaranya Santri Milenial, Muslim Milenial Perjuangan hingga DPW IC. Mereka berasal dari beberapa daerah di Jatim seperti Sampang, Bangkalan, Gresik hingga Sidoarjo.

Sebelumnya, pernyataan Prabowo dikritik tajam oleh para pengamat. Peneliti dari The Middle East Institute, Zuhairi Miswari, menganggap pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu justru membenarkan langkah kontroversial yang mampu merusak proses perdamaian antara Israel-Palestina tersebut.

"Sikap Prabowo tidak tegas dan cenderung tidak berpihak pada kemerdekaan Palestina. Prabowo jelas-jelas tidak paham sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Palestina padahal sikap RI selama ini jelas dan tegas perihal isu ini," ucap Zuhairi Jumat (23/11).

Zuhairi juga menganggap pernyataan Prabowo malah "memberi angin segar kepada negara-negara lain untuk memindahkan kedutaannya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem."

Intelektual Muda Nahdhlatul Ulama (NU) itu juga menganggap pernyataan Prabowo tersebut "sangat aneh dan bertentangan dengan sikap mayoritas warga Indonesia."

Senada dengan Zuhairi, Kepala Program Studi Timur Tengah Pascasarjana Universitas Indonesia, Yon Machmudi, menganggap pernyataan Prabowo tersebut menunjukkan ketidakpekaan terhadap politik luar negeri RI dan posisi pemerintah dalam melihat isu Israel-Palestina.

Yon menganggap pernyataan Prabowo malah menunjukkan pelemahan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.

"Pernyataan Prabowo menimbulkan persepsi publik bahwa capres ini kurang memiliki kepekaan terhadap politik luar negeri RI terutama menyangkut masalah Palestina," kata Yon kepada CNNIndonesia.com.

"Seharusnya, sebagai kandidat capres, yang nanti jika memenangkan pemilu akan menjalankan politik luar negeri RI, harus melihat posisi Indonesia selama ini dalam melihat isu internasional, terutama konflik Palestina-Israel."

Pernyataan tersebut diutarakan Zuhairi dan Yon menanggapi komentar Prabowo yang menyebut Indonesia seharusnya menghormati kedaulatan Australia, termasuk soal rencana Negeri Kangguru memindahkan kedutaannya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Prabowo menyampaikan pernyataan itu saat berbicara di Forum Ekonomi Indonesia di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Dalam kesempatan itu, Prabowo bahkan menganggap rencana kontroversial Australia itu bukan lah masalah bagi Indonesia.

"Saya tidak melihat itu (relokasi kedutaan) sebagai masalah untuk Indonesia," katanya seperti dikutip Brisbane Times.

"Menyangkut relokasi kedutaan, saya belum melihat keputusan akhir Australia terkait pemindahan kedutaannya ke Yerusalem. Sebagai pendukung Palestina, Indonesia tentunya punya opini sendiri terkait ini, tapi Australia juga merupakan negara independen dan berdaulat, kita harus menghormati mereka."

 

--- Simon Leya

Komentar