Breaking News

PARIWISATA Letusan Gunung Agung Berdampak Pada Arus Pariwisata dan Devisa Negara 04 Dec 2017 10:33

Article image
Situasi Para Penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali (Foto: Ist)
“Bencana seperti ini tidak dapat diprediksi. Pariwisata menjadi sektor penting yang paling merasakan dampak dari bencana tersebut. Kami akan terus menjalin koordinasi dengan setiap stakeholder pariwisata agar tidak panik,” ungkap Menteri Pariwisata, Ari

JAKARTA, IndonesiaSatu.co-- Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya mengatakan letusan Gunung Agung di Bali sangat berdampak terhadap lesunya industri pariwisata Bali juga berimbas bagi pendapatan devisa negara. Hingga saat ini, Bali merupakan magnet utama kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.

“Bencana seperti ini tidak dapat diprediksi. Pariwisata menjadi sektor penting yang paling merasakan dampak dari bencana tersebut. Para wisatawan baik domestik maupun asing tentu panik seiring kebijakan tanggap darurat melalui penghentian akses operasional di sejumlah Bandar Udara tujuan Bali yang menjadi magnet wisata. Kami akan terus menjalin koordinasi dengan setiap stakeholder pariwisata agar tidak panik,” ungkap Menteri Arief di Jakarta, Jumat (1/12/17).

Kementerian mencatat, raihan devisa di sektor pariwisata pada 2016 sebesar US$ 13,5 miliar atau senilai Rp 182,2 triliun. Dari 38,6 juta kunjungan wisatawan asing, 18,7 juta di antaranya berorientasi ke Bali.

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan aktivitas vulkano Gunung Agung di Bali berpotensi meletus setelah peningkatan status menjadi siaga.

“Kondisi ini berdampak terhadap industri pariwisata di Bali dan Lombok terutama soal keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan. Letupan abu vulkanis sangat mengganggu keamanan penerbangan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali sehingga sejumlah titik operasi penerbangan tidak dilakukan secara penuh. Dampak letusan vulkanik membuat ribuan wisatawan menuju Pulau Dewata dialihkan ke Jawa Timur, Surabaya, Banyuwangi, Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta atau daerah lain. Tercatat, sejak dua hari terakhir, sebanyak 9. 195 penumpang yang batal terbang dari Bandara Internasional Ngurah Rai,” kata juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

 Senada, Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan RI, Maria Kristi Endah menyatakan penghentian operasi penerbangan Bandara Internasional Ngurah Rai dan Lombok bisa diperpanjang sesuai perubahan kondisi vulkanik Gunung Agung.

“Semua pihak penerbangan dalam kondisi waspada dan antisipasi apabila terjadi perubahan. Diharapkan, para maskapai segera mengantisipasi adanya penundaan penerbangan atau perubahan jadwal ke bandara-bandara terdekat yang aman dari debu vulkanis. Ada beberapa bandara alternatif yang bisa dijadikan pilihan yakni Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Komodo Nusa Tenggara Timur, dan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Pihak perhubungan akan memangkas perizinan perubahan jadwal karena kondisi darurat sehingga segala urusan perubahan penerbangan tidak perlu urus di Jakarta,” ungkap Maria.

--- Guche Montero

Komentar