SVD dan SSpS memberikan bantuan kepada mahasiswa Indonesia selama diberlakukan lockdown di negeri Beruang Merah.

IRKUTSK, IndonesiaSatu.co -- Di tengah pandemi global virus corona baru (Covid-19), misionaris SVD dan SSpS memberikan bantuan kepada mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Rusia tanpa memandang asal suku atau agama.

Suster Marsela Moi SSpS, biarawati-misionaris asal Mataloko, Flores, NTT kepada IndonesiaSatu.co, mengatakan SVD dan SSpS  memberikan bantuan kepada mahasiswa Indonesia selama diberlakukan lockdown di negeri Beruang Merah. Selain mahasiswa Indonesia, SVD dan SSpS juga memberikan bantuan sembako dan obat-obatan kepada orang-orang kecil dan kaum miskin Rusia.

“Selama lockdown kami (SVD dan SSpS) membantu semua yang membutuhkan bantuan. Kami memberikan nomor telepon gereja, rumah biara, dan keuskupan kepada mereka bila sewaktu-waktu mereka butuh bantuan. Kami membantu membelikan makanan, masker, kaos tangan dan obat-obatan. Kami langsung membawa bantuan tersebut ke alamat mereka masing-masing,” tutur Suster Marsela.

“Untuk mereka yang tidak bisa bertemu langsung, bantuan berupa makanan dan obat-obataan kami taruh di depan pintu rumahnya,’ tambah Suster Marsela

Dikatakan Suster Marsela, saat ini mahasiswa Indonesia yang belajar di Irkutsk State University ada tujuh orang. Tiga orang dari Sulawesi, dua dari Papua, dan dua dari Yogyakarta. Dua mahasiswa asal Papua menempuh mata kuliah penerbangan, tiga orang belajar perminyakan, satu komputer, dan satu mahasiswa S3 filsafat.

SVD (Societas Verbi Divini) dan SSpS (Servarum Spiritus Sancti) adalah serikat/kongregasi biarawan-biarawati dalam Gereja Katolik yang didirikan Arnoldus Janssen, seorang imam Dioses Mûnster, Jerman pada 1875 di Steyl, sebuah kampung di Provinsi Limburg, Belanda.  Arnoldus Janssen lahir 1837 di Goch, Rheinland, Jerman Barat. Saat ini SVD dan SSpS berkarya di lebih dari 84 negara.

Kantor Berita Reuters (8/5/2020) melaporkan, jumlah total kasus virus corona Rusia naik pada hari Rabu (6/5/2020) sebanyak lebih dari 10.000 untuk hari keempat berturut-turut menjadi 165.929, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 1.537.

Pada hari Kamis (7/5/2020), jumlah kasus melonjak ke angka 177.160 yang menjadikan Rusia sebagai negara dengan kasus tertinggi kelima di dunia.

Namun di tengah angka kasus yang kian meningkat, Rusia berencana untuk melonggarkan lockdown dalam tiga tahap.

Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin beralasan wabah telah stabil dalam dua minggu terakhir, dengan pertumbuhan kasus di ibu kota semakin terdata oleh peningkatan tes corona. Karena itu, masyarakat diimbau untuk terus  mengikuti protokol isolasi diri bahkan ketika beberapa pembatasan dilonggarkan mulai 12 Mei 2020.

--- Simon Leya