Breaking News

POLITIK Nasdem: Apa Kontribusi Gerindra Jika Bergabung di Koalisi Jokowi-Ma’ruf? 24 Jul 2019 13:52

Article image
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem, Johnny G Plate. (Foto: Ist)
Nasdem sendiri sama sekali belum memikirkan apakah diperlukan untuk memperlebar koalisi dengan mengajak Gerindra masuk dalam barisan pendukung Jokowi.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Koalisi partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo saat ini masih cukup solid, kuat dan sehat. Karena itu, Nasdem sendiri sama sekali belum memikirkan apakah diperlukan untuk memperlebar koalisi dengan mengajak Gerindra masuk dalam barisan pendukung Jokowi.

 "Sampai dengan saat ini kami belum berpikir untuk memperlebar koalisi. Berpikir pun belum, apalagi membicarakannya," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem, Johnny G Plate, Rabu (24/7/2019) di Jakarta, seperti dilansir beritasatu.com.

Dirinya menegaskan, pada saat awal pemerintahan Jokowi periode pertama atau pascapemilu 2014, koalisi pendukung Jokowi juga merupakan koalisi yang cukup solid. Namun demikian, pada saat itu koalisi tidak cukup kuat, terutama di parlemen.

Dalam perjalanannya, koalisi pendukung Jokowi mendapat dukungan dari sejumlah partai politik seperti Golkar dan PPP, dan kemudian kembali mengantarkan Jokowi menjadi pemenang pemilu 2019.

Karena itulah, pascapemilu 2019, jika koalisi pendukung Jokowi sudah cukup solid, kuat dan sehat, maka untuk apa lagi berpikiran memperlebar koalisi. Di sisi lain, jika memang Partai Gerindra mau bergabung, Nasdem pun mempertanyakan apa manfaatnya kini bagi koalisi.

"Sekarang wacana yang disampaikan bagaimana jika Gerindra mau bergabung. Tapi di sisi lain, Gerindra sendiri tidak menjelaskan apa manfaatnya jika bergabung dalam koalisi," ucap Plate.

Berbeda halnya jika Gerindra bergabung pada satu atau dua tahun pasca penyusunan kabinet, maka kondisi yang sama juga pernah terjadi pada periode pertama pemerintahan Jokowi. Pada saat itu, Golkar, PPP dan PAN juga menyatakan mendukung dan akhirnya mendapat kursi di kabinet.

"Kalau bergabungnya satu atau dua tahun pasca penyusunan kabinet, lain soal dan baru kami pikirkan. Tapi jika bergabungnya menjelang penyusunan kabinet di periode kedua pemerintahan, maka kami katakan, kami sama sekali belum memikirkan, apalagi membicarakan (dengan koalisi)," ucapnya.

Sebelumnya, empat pimpinan partai koalisi yang terdiri dari Partai Nasdem, Golkar, PPP dan PKB berkumpul di Kantor DPP Partai Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat.

Pascapertemuan tersebut, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengakui, dalam pertemuan tidak menghasilkan keputusan apapun. Termasuk terkait kemungkinan bergabungnya salah satu partai politik yang dalam Pemilu 2019 lalu tidak mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.

"Belum terpikirkan untuk membahasnya secara serius hari ini terkait perlu tidaknya tambahan anggota koalisi. Jadi dengan segala rasa hormat, tentunya in-charge semua Ketua Umum," ucap Surya.

Seperti diketahui, dalam pertemuan para ketua umum partai pendukung koalisi Jokowi di Kantor DPP Partai Nasdem itu tidak dihadiri Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Atas alasan itulah, pertemuan tersebut hanya sebatas silaturahmi sekaligus merayakan hari ulang tahun Surya Paloh yang ke-68. 

--- Redem Kono

Komentar