Breaking News

POLITIK PARA Syndicate: Jokowi Tawarkan Solusi Kebijakan, Prabowo Propaganda Janji 18 Feb 2019 20:23

Article image
Capres Joko Widodo dan Capres Prabowo Subianto. (Foto: Ist)
Ari menilai dalam debat Jokowi memberikan program-program yang memberikan solusi kebijakan menyelesaikan masalah. Sementara Prabowo lebih kepada propaganda dan janji.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyanto menyimpulkan Jokowi sebagai programatik solutif sementara Prabowo propaganda janji.

"Paparan Pak Jokowi gamblang saja, paparan Pak Jokowi lebih programatik menawarkan solusi kebijakan yang memang argumentasi menjadi policy-policy, akan tetapi konter dari 02, Pak Prabowo hanya berisi propaganda," kata Ari kepada wartawan dalam diskusi hasil debat capres 02 di rumah PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).

Ari menilai dalam debat Jokowi memberikan program-program yang memberikan solusi kebijakan menyelesaikan masalah. Sementara Prabowo lebih kepada propaganda dan janji.

"01 jadi apa masalahnya kemudian ada program kebijakan yang solutif sampai kepada kebijakan yang implementatif dan applicable ke ranah kebijakan," jelas Ari.

Ari mengatakan Prabowo bicara falsafah dan strategi dalam debat. Namun, Ari menilai Prabowo tidak memaparkan program.

"Sementara 02 karena berbicara pada ranah okey kami berbeda dalam sisi falsafah dan strategi, tapi tidak didukung turunan turunan sampai ke sifatnya programatik dan kebijakan, jadi cenderung hanya propaganda janji," sambungnya.

Ari memberi contoh hal ini saat di debat Capres kedua Jokowi menyinggung soal tanah 340.000 hektare milik Prabowo. Konter Jokowi ini dilakukan setelah Prabowo memberi keterangan soal strategi falsafah didasari Pasal 33 UUD 1945. Ari mengatakan kebijakan yang tidak konkret dari Prabowo yang mendasari blunder ini.

"Pasal 33, bumi air dan tanah milik negara, akhirnya tidak diaplikasikan jadi program kebijakan riil cenderung jadi propaganda dan janji, karena tidak ada kebijakan konkretnya, sehingga nampak sekali 01 fokus pada solutif, tapi 02 hanya memaparkan masalahnya dan tidak muncul sampai ke ranah kebijakan konkret," pungkasnya.

--- Redem Kono

Komentar