Breaking News

LINGKUNGAN HIDUP Pembunuhan Brutal Harimau Sumatera Diberitakan Secara Luas Media Asing 06 Mar 2018 15:04

Article image
Setelah membunuh hewan tersebut, warga setempat menggantung harimau untuk dipertontonkan. (Foto: Mirror)
Seekor harimau yang terancam punah dibunuh secara brutal dan bagian tubuhnya diduga diambil untuk dijual sebagai obat tradisional dan souvenir.

PERISTIWA pembunuhan tragis terhadap seekor harimau Sumatera oleh warga Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Minggu (4/3/2018) mendapat perhatian media internasional.

Media Inggris, Mirror edisi 5 Maret 2018 menulis peristiwa tersebut dengan judul “Endangered tiger brutally killed and body parts hacked off to be 'sold as traditional medicine and souvenirs'”.

“Seekor harimau yang terancam punah dibunuh secara brutal dan bagian tubuhnya diduga diambil untuk dijual sebagai obat tradisional dan souvenir,” tulis The Mirror.

Kantor Berita Reuters, 5 Maret 2018 menulis dengan judul: Endangered Sumatran tiger falls victim to brutal killing spree.”

“Harimau Sumatera yang terancam punah dibunuh secara brutal di Indonesia pada hari Minggu, korban terakhir dari sebuah pembunuhan terhadap target spesies yang nyaris punah dan sudah diperingatkan para pelestari alam.”

Media lain, channelnewsasia.com menulis dengan judul yang mirip, “Endangered Sumatran tiger disemboweled, hung up in Indonesia.”

Mengutip AFP, channelnewsasia.com menulis, "Sayangnya mereka tidak mendengar. Mereka bersikeras membunuh harimau," kata kepala agen konservasi lokal Hotmauli Sianturi.

"Setelah membunuh hewan tersebut, warga setempat menggantung harimau untuk dipertontonkan. Ini sangat disesalkan."

Sebagaimana diberitakan, harimau dibunuh setelah sempat keluar masuk beberapa kampung di kawasan tersebut (Kompas.com, 6/3/2018). Bangkainya kemudian dipajang di depan umum. Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara pun mendatangi lokasi dan menurunkannya. Saat diturunkan, petugas menemukan ada bagian tubuh harimau yang hilang. Diduga kuat, pelakunya adalah penjual organ hewan langka yang menyelinap di antara kerumunan warga.

"Harimau yang mati dibunuh ini usianya dua sampai tiga tahun. Jenis kelaminnya jantan. Dan saat akan dinekropsi (bedah), ada bagian tubuh yang hilang seperti kuku kedua kaki belakang dan kulit bagian ekor," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi, Senin (5/3/2018).

Tak hanya itu, bagian kulit kepala serta kulit paha harimau malang ini juga hilang. Pihak BBKSDA sempat menunjukkan foto harimau yang mati dibunuh itu. Terlihat jelas, ada lubang disinyalir bekas luka tembak atau tombak dari pemburu liar. Harimau yang dibunuh itu sudah kurus kering karena sakit.

"Taring kanan bawah juga hilang. Dan pada intinya, kami telah meminta bantuan dukungan penyelesaian permasalahan penebangan liar yang menyebabkan konflik satwa liar langka dengan modus konflik satwa," kata Hotmauli.

Selain foto harimau mati, beredar juga foto selembar surat bermeterai yang ditandatangani staf dan petinggi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara di Mandailing Natal yang menyatakan bahwa mereka tidak akan mempermasalahkan jika warga membunuh harimau yang meresahkan mereka selama sebulan terakhir.

--- Simon Leya

Komentar