Breaking News

TEKNOLOGI Penetrasi Pasar Jadi Tantangan E-commerce menjadi Unicorn 20 Feb 2019 14:28

Article image
Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia Ignatius Untung saat konferensi pers di Jakarta, Selasa, (19/2/2019). (Foto: ist)
Asosiasi E-commerce Indonesia menilai penetrasi pasar bagi e-commerce menjadi tantangan yang besar bagi startup untuk menyandang status unicorn.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia Ignatius Untung menilai, penetrasi pasar masih menjadi tantangan bagi e-commerce di Indonesia untuk menyabet gelar startup unicorn. Namun dirinya yakin masih banyak peluang terbuka bagi e-commerce di pasar potensial untuk menjadi e-commerce unicorn.

"Perlu kita lihat dulu syaratnya. Kan untuk jadi Unicorn, transaksi perputaran uang harus besar kemudian coverage wilayah dan konsumennya cukup besar kemudian transaskinya cukup besar,"papar Ignatius dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, (19/2/2019).

Menurut Ignatius, saat ini startup yang memiliki potensi adalah fintech e-wallet dan ticketing yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar dan mengalami kenaikan yang signifikan dari sisi penggunanya. Dirinya memperkurakan dalam dua tahun ke depan akan muncul dua startup baru bergelar unicorn.

"Ticketing ada peluang ke sana karena anak muda sekarang suka traveling. Sejauh ini juga baru ada satu aplikasi ticketing yang unicorn"papar dia.

Menurutnya, penetrasi pasar di tengah market yang sudah penuh bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya dalam beberapa sektor pasar e-commerce sudah dikuasai oleh pemain besar yang sudah lama ada dan memiliki basis pengguna yang besar dan kuat sehingga menjadi tantangan yang cukup besar bagi pemain yang baru muncul untuk menembus pasar dan bersaing sehingga menduduki peringkat unicorn.

"Dari sisi transport sepertinya sulit bagi kita bayangkan player lain selain gojek dan grab, kemudian marketplace sudah banyak dan pemain sudah lebih dari 10 jadi butuh effort dan dana yang besar. Untuk yang aru muncul sepertinya masih sulit menembus 10 ini, sedangkan dari 10 ini saja baru 2 yang unicorn (BukaLapak dan TokoPedia, red.),"beber Ignatius.

Unicorn merupakan istilah dalam dunia startup yang merujuk pada perusahaan privat yang mengantongi nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS. Sejauh ini di Asia Tenggara telah memiliki 7 startup dengan status unicorn dan 4 di antaranya berasal dari Indonesia antara lain BukaLapak, Gojek, Traveloka dan Tokopedia.

--- Sandy Javia

Komentar