Breaking News

OPINI Peran Perawat Katolik Dalam Mendoakan Orang Sakit 08 Oct 2018 17:02

Article image
Pasien di sebuah rumah sakit swasta sedangkan didoakan keluarga dan perawat yang merawatnya. (Foto: Salam Damai)
Kemampuan perawat dalam memberikan dukungan moril kepada penderita penyakit agar pasien mendapat kekuatan untuk memiliki suatu harapan akan campur tangan Allah dalam diri para perawat.

Oleh Maria Florentina Moi

 

PERAWAT adalah tenaga profesional di bidang kesehatan, yang mempunyai peran bertanggung jawab untuk merawat, melindungi, dan memulihkan orang menderita penyakit atau pasien. Pemeliharaan kesehatan orang sehat, dan penanganan keadaan darurat yang mengancam nyawa. Selain itu, perawat juga terlibat dalam riset medis dan merawat serta menjalankan beragam fungsi non-klinis yang diperlukan.

Sebagai seorang perawat, kita harus bisa memberikan perawatan secara profesional. Perawat berbeda dengan para medis lain. Misalkan dokter. Dokter mengobati pasien dengan diagnosis mediknya, perawat memilki hal yang unik untuk pelayanan medik. Tugas perawat lebih kepada arah respon pasien terhadap penyakit yang dideritanya, mulai dari bio, psiko, sosial sampai pada spiritual. Di sinilah letak keistimewaan seorang perawat.

Lingkungan pelayanan perawat menyangkut bio, psiko, sosio dan spiritual, maka perawat senantiasa mampu menjadi model dan sahabat bagi pasien. Perawat dalam pelayanan kepada sesama terutama kepada penderita penyakit semestinya didukung dengan kemampuan spiritual. Kemampuan perawat dalam memberikan dukungan moril kepada penderita penyakit agar pasien mendapat kekuatan untuk memiliki suatu harapan akan campur tangan Allah dalam diri para perawat.

Doa merupakan sarana penting dalam menunjang kesembuhan seorang pasien. Si penderita mendapat kekuatan doa dari keluarga maupun dari para perawat agar dia memperoleh rahmat kesembuhan.

 

Gereja Katolik dalam mendoakan orang sakit

Umat katolik yang terpanggil dan terpilih menjadi perawat memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Katolik  sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Pencipta, namun memiliki relasi akan sesama. Gereja Katolik memiliki latar belakang dan tokoh panutan yakni Tuhan Yesus sang Penyembuh Ilahi yang tersurat dalam ajaran-ajaran sebagai tuntunan yang bersifat komprehensif, harmonis, jelas, dan logis. Salah satu kelebihan Katolik yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif ajaran Katolik dalam mendoakan pasien sebagai kliennya.

 

Landasan biblis tentang doa bagi orang sakit:

1. Kitab Keluaran, 15:26 “…………. Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau”.

Maksud dari ayat kitab suci di atas bahwa janji Allah kepada  umat-Nya akan keselamatan dari  malapetaka dan penyakit. Janji Tuhan ingin menyembuhkan dari pada menimbahkan penyakit dan kesusahan atas umat-Nya. Penyakit merupakan sebuah kepahitan dan  azab. Penyakit yang tak kunjung sembuh dan akut bias menyebabkan kelelahan dan bahkan keputusasaan. Yahwe memiliki rencana dan cara untuk menolong  bangsa pilihan-Nya  agar mereka tidak mati dari kehausan. Tuhan mengubah air  yang pahit menjadi manis. Ia memerintahkan Musa untuk mengetuk tongkat ke atas batu karang dan keluarlah air…. Musa berdoa mohon keselamatan umat Israel dari bahaya kelaparan dan kehausan dan Tuhan menjawan doa Musa.

Bagi kita umat  yang taat kepada Tuhan  Yesus, penderitaan karena sakit merupakan kesempatan untuk melihat diri dan mendekatkan kehadirat Tuhan, semakin kita sakit kita semakin bersungguh-sungguh berdoa. “Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa.” (Surat Yakobus 5:13). Artinya, semakin kita bertekuk lutut berdoa dan semakin akrab dengan Tuhan, kita semakin yakin Allah tidak akan berpaling dari kita dalam setiap perjalanan hidup ini.

2. Yeremia 30:17

“Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorangpun menanyakannya.”

Ayat ini adalah salah satu jaminan bagi mereka yang menyerahkan diri-Nya kepada Allah. Dia akan memberikan kesembuhan, menyembuhkan luka-luka kita baik secara fisik maupun secara mental. Mungkin kita tidak memiliki luka secara fisik, tetapi kita memiliki luka batin yang sudah lama terpendam. Sebenarnya itu merupakan salah satu penyakit, yaitu penyakit hati.

Contohnya adalah kebencian, dendam, iri hati, dan lain sebagainya.Terkadang kita memang sulit untuk mengendalikannya dan rasa-rasanya tidak ada yang bisa mengubah kebiasaan hati kita. Kita berpikir, bagaimana caranya? Perasaan-perasaan negatif tersebut sudah terpendam sejak lama. Namun, percayalah bahwa Allah mampu menyembuhkan hati kita dengan mengubah pola pikir. Ia akan memberikan pengertian mengapa kita tidak perlu memiliki perasaan-perasaan tersebut.

3. Yeremia 33:6

“Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.”

Percayakah kita bahwa Bapa di Sorga sangat mengasihi kita? Kenapa kita menyebut-Nya sebagai Bapa? Apakah itu hanya sebutan atau memiliki makna yang lebih dalam? Di dunia ini kita memiliki seorang ayah sebagai bapa dunia. Dan di Sorga kita juga memiliki Bapa di Sorga. Bapa dunia kita saja tahu bagaimana memberikan hal-hal yang baik kepada kita, padahal kita tahu bahwa manusia memiliki keegoisan dan cenderung mencintai diri sendiri. Tapi ayah kita selalu mengalah dan mencintai kita apa adanya. Dia memberikan apa yang bisa dia berikan. Lalu, bagaimana dengan Bapa di Sorga? Bukankah Dia jauh lebih baik karena Dia Maha Sempurna? Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. Misalkan, salah satu bentuk kasih bapa dunia adalah dengan memanjakan kita yang malah membuat kita lemah, sedangkan Bapa di Sorga mungkin akan menempa kita dan mendidik kita dengan cara-Nya yang akan membuat kita semakin tangguh. Segala jalan dan yang Dia berikan adalah untuk kebaikan kita.

Tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhan. Karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran, dan hati akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Tuhan.

4. Korintus 10:13

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

Percayalah bahwa sakit penyakit yang kita alami adalah pencobaan biasa yang dikatakan pada Alkitab pasti tidak akan melebihi kekuatan manusia. Kita pasti mampu untuk melewatinya dengan kekuatan Allah. Terkadang, dengan diberi penyakit, kita akan semakin dekat dengan Allah dan lebih merasakan penyertaan-Nya dalam kehidupan kita.

Tuhan mungkin tidak akan langsung menyembuhkan penyakit kita, tetapi satu hal yang pasti bahwa Dia akan menemani kita dan memberikan kekuatan untuk melewati penderitaan.

 

Peran doa dalam penyembuhan

Penelitian Snyderman (1996) menyebutkan bahwa terapi medis saja tanpa disertai dengan doa, akan sia-sia. Sebaliknya doa saja tanpa disertai dengan tindakan medis, tidaklah efektif. Sementara itu Matthew (1996) menyatakan bahwa suatu saat para dokter dan perawat selain menuliskan resep obat juga akan menuliskan doa  pada kertas resep sebagai pelengkap.

 

Doa-doa untuk kesembuhan pasien

… Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau... (Keluaran 15:26).

Ya Allah sumber kerahiman… Engkaulah penyembuhku. Aku mempersembahkan seluruh rasa sakit dan derita yang aku alami kehadirat-Mu. Aku mohon, sudi kiranya menjamahi dan menyentuh tubuh dan seluruh sumber penderitaan ini  kiranya dijauhkan disembuhkan dari penyakit karena Engkaulah sumber pengampunan. Yang Aku lakukan saat ini hanya seruan seperti Hamba-MU Nabi Yeremia: “…sembuhlah aku ya Tuhan, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku! ( Yeremia 17:14), semuanya aku persembahnkan kepangkuan-Mu melalui Bunda Terkasih Maria. Amin.

 

Doa untuk  orang sakit

Dalam menghadapai penyakit, seringkali orang diliputi oleh rasa putus asa padahal sudah berobat sebagaimana mestinya, namun belum juga memperoleh kesembuhan. Sebagai seorang yang beragama dan beriman, rasa putus asa hendaknya dihindari.

 

Beberapa hasil penelitian tentang doa

Sejumlah riset membuktikan antara lain bahwa orang yang tidak religius ataupun tidak mendapatkan intervensi doa, lebih tinggi risikonya untuk melakukan bunuh diri, lebih rendah tingkat kesembuhan dari penyakit, lebih tinggi risikonya untuk mengalami sakit, dan lebih rentan terhadap penyakit.

Berikut ini contoh hasil riset yang pernah dilakukan:

1. Sebuah riset longitudinal (8-10 tahun) yang dilakukan oleh Robbins danMetzner terhadap 2.700 orang membuktikan bahwa angka kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah dibanding dengan kelompok yang tidak rajin.

2. Riset yang dilakukan oleh Zuckerman, Kals,dan Ostfield terhadap warga lanjut usia pun membuktikan hal yang sama: kelompok lansia yang lebih rajin berdoa terbukti lebih panjang umur dibandingkan dengan yang tidak rajin berdoa.

3. Tahun 1998 sebuah studi di California menemukan bahwa enam bulan setelah didoakan secara diam-diam ternyata tingkat kesehatan pasien AIDS terbukti membaik secara signifikan bila dibandingkan tingkat kesehatan kelompok pasien AIDS yang tidak didoakan.

4. Tahun 2002, hasil studi yang dilakukan terhadap 39 pasien di ICU membuktikan, mereka yang didoakan bisa keluar dari rumah sakit lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak didoakan, walaupun mendapatkan pengobatan yang lama.

Banyak ilmuwan semakin yakin tentang manfaat doa bagi kesehatan, dan riset masih terus dilakukan dengan mencermati beragam sisi.

Salah satu masalah yang akan timbul ketika manusia masih hidup adalah masalah kesehatan. Seiring dengan perkembangan jaman, muncul penyakit-penyakit baru yang bisa dikatakan sebagai penyakit langka. Namun, tentu saja semua tergantung dari diri masing-masing, mampu menjaga tubuh kita atau tidak.

Dengan berbagai kemudahan dan kemajuan teknologi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah orang sakit. Bagaimana tidak? Dengan mobilisasi yang kian cepat, orang menjadi semakin malas untuk bergerak.

Dengan kemajuan teknologi di bidang industri makanan, banyak produksi makanan yang menggunakan bahan kimiawi untuk menciptakan produk yang enak pun menarik. Dan ini adalah masalah bagi kita semua, bagaimana kita menanggapinya dan bagaimana kita mengendalikan diri untuk senantiasa menjaga kesehatan kita.

Jadi, apapun masalah atau penyakit kita, coba evaluasi diri. Siapa yang salah, oleh karena kecerobohan kita atau memang di luar kendali kita. Kalau itu karena diri sendiri, maka itu adalah cara Allah untuk mengingatkan dan mendidik supaya kita bisa lebih bijaksana. Namun, apabila itu sesuatu yang di luar kendali kita, maka jalani dengan sabar dan berdoalah kepada Allah agar diberi kekuatan dan pengertian mengapa kita harus menjalaninya. Percayalah pada janji Allah pada orang yang taat kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan mendatangkan kesehatan dan kesembuhan. Sehingga kita dapat hidup dengan sejahtera dan bisa menjalani hari-hari dengan penuh kelimpahan.

Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat badi sejawat yang membutuhkan dan paa pasien yang kami kasihi….

 

Penulis adalah mahasiswa Alih Jenis – Jurusan Keperawatan, Universitas Airlangga

 

 

Komentar