Breaking News

INTERNASIONAL Perangi Sindikat Narkoba, AS Kirim Unit Khusus Militer ke Kolombia 28 May 2020 12:02

Article image
Militer Kolombia dalam sebuah operasi antinorkoba. (Foto: nyt.com)
Pejabat Militer Kolombia Jenderal Luis Fernando Navarro menyatakan, pasukan AS akan melatih unit khusus pemberantasan penyelundupan narkoba di negaranya.

BOGOTA, IndonesiaSatu.co Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengirim pasukan militer ke Kolombia untuk membantu pemberantasan aksi sindikat narkoba dalam penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Seperti dilansir faz.net, Kamis (28/5/2020), unit khusus pasukan militer AS tersebut direncanakan akan bertugas selama empat bulan dan membantu satuan antinarkoba Kolombia.

“Satuan Brigade Bantuan Keamanan AS akan tiba di Kolombia pada awal Juni mendatang,” demikian pernyataan otoritas Kedutaan Besar AS di Bogota, Kolombia, seperti dikutip dari faz.net, Kamis (28/5/2020)

Pejabat Militer Kolombia Jenderal Luis Fernando Navarro menyatakan, pasukan AS akan melatih unit khusus pemberantasan penyelundupan narkoba di negaranya.

Menurut data AS, area penanaman pohon daun koka, yang menjadi bahan baku utama kokain, di Kolombia meningkat dari 208 ribu hektar menjadi 212 ribu hektar.

Selain itu, kapasitas produksi kokain dari bandar narkoba di negara itu juga tercatat meningkat dari 879 ton menjadi 951 ton pada tahun 2019.

Sementara itu, di bawah tekanan AS, Presiden Kolombia Ivan Duque menargetkan penghancuran sekitar 130 ribu hektar lahan koka dari sebelumnya 100 ribu hektar.

Komandan Armada Selatan AS Laksamana Craig Faller mengatakan, misi pasukan AS di Kolombia adalah mendukung upaya-upaya melawan penyelundupan narkoba.

Ia juga menambahkan, misi lainnya adalah memperkuat perdamaian, menghormati kedaulatan serta membela nilai-nilai serta idealisme bersama.

Hingga saat ini, pemerintah Amerika telah menghabiskan sekitar 10 miliar dollar AS atau sekitar 150 triliun rupiah untuk oparasi pemberantasan sindikat dan peredaran narkoba di Kolombia.

Kerjasama kedua negara tersebut menargetkan pengurangan setengah dari total area penanaman koka dan produksi kokain pada akhir 2023 mendatang.

--- Rikard Mosa Dhae