Breaking News

PENDIDIKAN Peringkat 1 UNBK IPS Se-NTT, Romario: Akhirnya Semua Perjuangan Terbayar 17 May 2019 19:58

Article image
Ekspresi Romario yang enggan melepaskan lemari kesayangan yang menemaninya selama 6 tahun di Seminari Mataloko. (Foto: ist)
Pemuda kelahiran Semarang 13 Maret 2000 ini meraih nilai sempurna atau 100 poin untuk mata pelajaran Ekonomi pada UNBK tahun 2019 ini.

MATALOKO, IndonesiaSatu.co -- Siswa SMA Seminari Mataloko, Ngada, Romario Eupraxio Juan Degho (19) meraih nilai rata-rata tertinggi untuk kelas IPS pada UNBK tingkat SMA tahun 2019 se-NTT. Dengan raihan hasil UNBK dari empat mata pelajaran kelas IPS sebanyak 353,50 poin, Romario mengalahkan banyak pesaing dari sekolah lainnya di NTT.

Istimewanya lagi, pemuda kelahiran Semarang 13 Maret 2000 ini meraih nilai sempurna atau 100 poin untuk mata pelajaran Ekonomi pada UNBK tahun 2019 ini. Dia mengatakan, sebelumnya ia sama tidak menyangka jika nilai UNBK IPS yang diperolehnya menjadi yang tertinggi untuk kategori SMA se-NTT.

"Tetapi yang dirasakan tentu bahagia sekali. Akhirnya perjuangan selama ini terbayar. Tapi memang tetap tidak menyangka bisa mendapat peringkat satu. Syukur luar biasa sampe sekarang masih merasa kaget sebetulnya," ujarnya kepada IndonesiaSatu.co pada Jumat (17/5/2019) petang..

Adapun rincian nilai UNBK Romario sebagai berikut, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia memperoleh nilai 96, Bahasa Inggris 80, Matematika 77,5, dan Ekonomi 100.
"Untuk Ekonomi puji Tuhan bisa mendapat nilai 100. Memang Ekonomi dari dulu sudah pasang target mendapat nilai 100 jadi benar benar mukut dan berdoa," ucap Romario.

Bungsu dari 2 bersaudara ini melanjutkan, bahwa ia tidak ada persiapan khusus ketika menjelang UNBK. Apalagi sebagai calon imam yang tinggal di asrama, tentu tidak mengikuti les khusus di luar sekolah seperti siswa lainnya. Dia mengaku hanya mengandalkan buku dan soal-soal yang ada di perpustakaan sekolah dan yang beredar di kalangan siswa seminari.

"Puji Tuhan benar bahwa soal soalnya tidak jauh berbeda dari soal soal yang dipelajari dari buku latihan siswa yang beredar. Soal ini memang tidak bisa dikatakan gampang tetapi jenis soal ini benar benar sesuai kisi-kisi dan contoh-contoh soal yang sudah dipelajari sebelumnya," kata Romario.

Kendati tidak ada persiapan khusus, ia mengaku setiap hari rutin belajar, tepatnya saat jam belajar sore dan malam hari. Menurutnya, hal itu berdampak pada prestasinya selama bersekolah di SMA Seminari Mataloko. Salah satunya, ketika Romario bersama beberap siswa SMA berprestasi diutus mewakili NTT di ajang Olimpiade Sains Nasional - OSN XVII 2018 di Padang, Sumatera Barat.

"Sebenarnya kalau belajar, ya seperti jadwal biasanya di asrama seminari yaitu jam belajar sore dan jam belajar malam. Selwbihnya doa saja," ujar Romario.

Anak bungsu dari pasangan Hubertus Albertho Kowe dan Ana Maria Gapi ini menambahkan, bahwa setelah lulus dari bangku SMA Seminari, ia telah memutuskan melanjutkan pendidikan calon imam ke jenjang selanjutnya. Bahkan, Romario telah mendaftar ke tarekat Projo Semarang, dan saat ini sudah melakukan seleksi masuk.

"Saya lamar ke Projo Semarang. Dan tadi baru selesai tes masuk. Seleksi sangat ketat. Ada wawancara, psikotes 6 jam. Saya mohon dukungan doa semoa saya lulus," ujar Romario penuh harap.

Sementara itu, ayahanda Romario, Albertho sempat tidak percaya jika anaknya berhasil memperoleh nilai tertinggi untuk UNBK IPS di tingkat SMA di NTT. Ia sangat bersyukur atas pencapaian anaknya tersebut.

"Ketika dengar pertama itu saya setengah tidak percaya, karena waktu dengar kabar tanggal 9 Mei itu belum ada pengumuman resmi dari Sekolah," ujarnya. 

"Tapi yang jelas kalau jadi yang terbaik menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya dan istri sebagai orang tua. Yang jelas dengan prestasi ini saya minta kepada anak untuk selalu bersyukur, rendah hati dan tetap pada panggilan menjadi Imam. Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung Romario, sanak saudara dan keluarga besar. Dan tentu terima kasih Seminari Mataloko yang telah menerima Romario untuk belajar dan menempanya hingga raih prestasi ini," imbuh Hubertus.

Terus Meningkat

Diwawancarai terpisah, Kepala Sekolah SMA Seminari Mataloko, Rm. Drs. Gabriel Idrus, Pr membenarkan bahwa Romario meraih nilai tertinggi UNBK untuk IPS tingkat SMA se-NTT.

Rm Idrus menjelaskan, prerstasi ujian nasional tahun pelajaran 2018/2019 untuk kelas 12 SMA Seminari Mataloko tahun ini, dari perolehan nilainya sedikit meningkat dari tahun lalu. "Memang ada yang nilainya mencapai sempurna di bidang Ekonomi jurusan IPS pada mapel Ekonomi jurusan Akuntansi. Dan termasuk mata pelajaran baru yang kita bisa peroleh nilai 100 karena beberaoa tahun sebelumnya kita pernah raih angka sempurna juga pada bidang Matematika," jelas Rm Idrus.

Namun menurutnya, meraih 100 pada mata pelajaran Matematika itu bisa saja terjadi karena itu bersifat perhitungan yang pasti. Sehingga kalau ada siswa punya kemampuan bagus di bidang Matematika mereka sangat mungkin meraih nilai 100. Sedangkan pada mata pelajaran yang lain kemungkinan untuk mendapatkan itu tidak mudah. Dalam artian karena, memang ada perhitungan-perhitungan juga, tapi ilmu yang lain mengikuti perkembangan yang baru.

"Kalau sampai pada tingkat anak bisa meraih nilai sempurna itu terbilang istimewa. Dan memperoleh nilai sempurna untuk tahun ini wilayah NTT tercatat sebanyak 19 anak. Bahasa Indonesia 9 orang, Bahasa Inggris 2 orang, Ekonomi 2 orang termasuk Romario dari Seminari Mataloko, Kimia 2 orang dan Biologi 4 orang," urai Rm Idrus.

Dia mengaku dengan perolehan itu SMA Seminari Mataloko merasa bangga karena bisa terus menghasilkan siswa dengan prestasi yang tinggi. Kendati, dia mengakui ketika menghitungnya secara akumulatif, rerata seluruhnya memang ada mapel tertentu yang nilainya tinggi dan masih ada yang belum memuaskan.

"Itu juga hal yang kita alami di lembaga pendidikan ini karena itu tadi saya bilang, kalau ada yang bisa mencapai nilai sempurna tapi ada yang masih perlu didorong untuk semua unsur di dalamnya baik unsur tenaga pendidik, lembaga sendiri bagaimana mengatur strategi menyiapkan semuanya baik pendidik maupun peserta didik. Lalu di kalangan anak melihat prestasi yang ada maka harus ditingkatkan pada tahun berikutnya. Kemudian keterlibatan stakeholder berbagai pihak. orang tua, pemerintah, masih harus saling mendorong untuk berprestasi lebih pada tahun ke depan," harapnya.

--- Sandy Javia

Komentar