Breaking News

POLITIK PKB: Bergabungnya Yuzril ke Jokowi-Ma’ruf Tidak Ganggu Soliditas PBB 08 Nov 2018 17:10

Article image
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, yang juga anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding. (Foto: Ist)
Karding tidak menafikan kemungkinan beberapa kader partai PBB memiliki pilihan yang berbeda dengan Yuzril.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, yang juga anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding meyakini bergabungnya Yuzril Ihza Mahendra menjadi pengacara pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf tidak menyebabkan perpecahan di tubuh Partai Bulan Bintang (PBB).

Karding meyakini, sebagian besar kader PBB merupakan loyalis Yusril Ihza Mahendra sebagai tokoh utama PBB.

"Saya melihat bahwa tentu tidak semua akan bergabung, tetapi pak Yusril tokoh utama PBB sejak PBB dilahirkan. Jadi saya menduga dan meyakini bahwa sebagian besar akan bergabung dan memberi dukungan kepada pak Yusril," kata Karding, di Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Selain itu, Karding tidak menafikan kemungkinan beberapa kader partai PBB memiliki pilihan yang berbeda dengan Yusril.

 "Tentu ada yang beda, tidak 100 persen persis, yang penting adalah mesin partai tetap bekerja, soliditas tetap terbangun dan loyalitas ke pemimpin juga tetap ada," tambahnya.

Meskipun begitu, ia menepis anggapan bahwa ada kemungkinan Yusril dilengserkan dari posisinya sebagai ketua umum partai PBB.

"Selain pendiri beliau juga selama ini orang yang konsisten berada di garis terdepan berusaha untuk berusaha semaksimal mungkin agar PBB tetap menjadi partai yang eksis di Indonesia, jadi saya kira sangat sulit sampai ada kemungkinan dilengserkan, saya kira jauh lah, nggak ada itu," jelas dia.

Ia menambahkan, hal yang sama juga terjadi pada partai-partai lain. Di mana terdapat perbedaan pendapat di tubuh partai saat mengambil suatu pilihan. Sebab, itu menurutnya, apa yang terjadi pada PBB hari ini tidak akan sampai menimbulkan perpecahan.

"Jadi saya kira tidak sampai pecah, hanya beda pilihan, dalam konteks ini wajar, di beberapa partai juga terjadi hal yang sama, bahkan di PKS, PAN, dan Demokrat juga pecah," ucapnya.

--- Redem Kono

Komentar