Breaking News

POLITIK Presiden Jokowi: Biarkanlah Golkar Tentukan Pimpinannya 02 Dec 2019 20:20

Article image
Presiden Joko Widodo. (Foto: Jawa Pos)
Isu keterlibatan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dalam Munas Golkar dihembuskan Fungsionaris DPP Partai Golkar Syamsul Rizal.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Presiden Joko Widodo menegaskan sikapnya tidak ikut campur dalam musyawarah nasional (munas) Partai Golkar yang rencananya akan berlangsung pada 4-6 Desember 2019 dengan agenda pemilihan ketua umum.

Presiden Jokowi mengatakan ini menanggapi pihak yang menghembuskan isu adanya campur tangan Istana dalam Munas ke-X Partai Golkar. Pertanyaan tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam acara diskusi dengan wartawan kepresidenan di Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/12/2019) seperti dilaporkan Antara News.

"Itu urusan internal Golkar, sebagai partai besar, saya kira tidak mungkin bisa diintervensi oleh menteri, pihak eksternal. ya. (Isu intervensi) itu biasa dalam politik, kalau Setneg (Sekretariat Negara) bisa intervensi Golkar, jagoan bener Setneg," kata Presiden Jowi.

Isu keterlibatan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dalam Munas Golkar dihembuskan Fungsionaris DPP Partai Golkar Syamsul Rizal. Rizal mengatakan, setidaknya ada tiga orang yang tengah menekan pengurus DPD I, DPD II, dan kepala daerah. Orang tersebut disebut sebagai pembantu Jokowi dan berusaha mengalihkan suara partai beringin kepada Airlangga Hartarto selaku petahana.

"Kenal satu DPD (Dewan Pimpinan Daerah Golkar) pun tidak, kalau Seskab (Sekretaris Kabinet), apa urusannya dengan munas Golkar, urusan internal partai?" tambah Presiden.

Ia pun mengaku bila ingin bicara dengan petinggi partai pasti akan mengundang secara terbuka.

"Kalau saya undang terbuka kayak dulu. Berbicara mengenai negara kan? Urusan munas urusan internal Golkar, kalau misalnya ada menteri Pak Luhut (Binsar Panjaitan), kan Pak Luhut orang Golkar, Pak Agus Gumiwang (Menteri Perindustrian) orang Golkar, Pak Zainudin Amali (Menteri Pemuda dan Olahraga) orang Golkar," ungkap Presiden.

Presiden pun meminta agar Partai Golkar dibiarkan untuk memilih secara demoktratis pemimpinnya.

"Biarkanlah Golkar secara demokratis menentukan arah ke depan pimpinannnya. Kita tahu, sebagai partai besar, penting sekali Golkar dalam menjaga stabilitas politik nasional, juga ikut berkontribusi besar dalam pembangunan nasional kita," tambah Presiden.

Pratikno sendiri dalam acara yang sama membantah dirinya mengumpulkan DPD Golkar.

"Katanya saya mengumpulkan DPD, saya itu jangankan mengumpulkan, jangankan menelpon. Tahu ketua DPD Golkar saja tidak, siapa ya ketua DPD Golkar DKI? Siapa ya? Saya enggak ada. Itu hoaks full," kata Pratikno.

Menjelang munas, kompetisi sengit terjadi di antara dua kandidat calon ketua umum Partai Golkar yaitu Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator bidang Perekonomian) dan Bambang Soesatyo (Ketua MPR).

Airlangga yang saat ini sedang menjabat sebagai Ketum Partai Golkar mengaku sudah menawarkan jabatan kepada 3 dari 5 orang loyalis Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Tawaran jabatan tersebut, menurut Airlangga, diketahui pula oleh Ketua Koordinator Bidang Perempuan, Pemuda, dan Inovasi Sosial Partai Golkar, Agus Gumiwang. Aguslah yang menyimpan catatan lobi-lobi ini.

Agus sendiri menjelaskan Airlangga dan Bamsoet pernah bertemu dan sepakat ada pemberian jabatan kepada tiga orang. Belakangan Bamsoet menghubungi Agus untuk meminta jabatan bagi dua orang loyalisnya lagi.

Agus selaku Ketua Koordinator Bidang Perempuan, Pemuda, dan Inovasi Sosial Partai Golkar mengatakan Bambang Soesatyo atau Bamsoet melanggar komitmennya kepada Airlangga Hartarto jika maju di pemilihan ketua umum dalam munas.

Belakangan juga beredar video yang menayangkan dukungan Bamsoet kepada Airlangga agar terpilih lagi menjadi ketua umum.

"Memang (video itu) benar, itu bukan fiktif, enggak dikreasi. Itu kejadian sesungguhnya," ungkap Agus pada Kamis (28/11).

Sejauh ini, calon yang menyatakan akan maju menantang Airlangga Hartarto di Munas Golkar adalah Bambang Soesatyo, Indra Bambang Utoyo, dan Agun Gunandjar. Adapula nama-nama seperti Ridwan Hisjam yang disebut-sebut juga akan maju.

--- Simon Leya

Komentar