Breaking News

TOKOH Ratu Elizabeth II: Ratu Pun Wanita Biasa 20 Oct 2016 17:00

Article image
Ratu Elisabeth II, ratu kerajaan Inggris. (Foto: Ist)
Ratu Elizabeth II telah dianugerahi banyak gelar dan posisi militer kehormatan di seluruh persemakmuran Inggris dan dari seluruh dunia. Secara resmi, dia memiliki gelar yang berbeda di setiap negara persemakmuran Inggris.

Oleh Santisima Gama     

JUTAAN wanita terlahir dengan garis nasib yang berbeda. Begitupun Elizabeth Alexandra Mary adalah seorang gadis kecil dari keluarga Kerajaan Inggris. Elizabeth memiliki seorang saudara perempuan, yaitu Putri Margareth yang usianya empat tahun lebih muda dari usianya. Keduanya dididik secara privat di rumah dengan pengawasan dari ibu dan pengasuh mereka, Marion Crawford. Pelajaran yang diajarkan pada mereka berdua adalah sejarah, bahasa, sastra, dan musik.

Untuk menggambarkan kehidupan keluarga kerajaan, pada 1950 Crawford menerbitkan sebuah biografi masa kecil Elizabeth dan Margaret yang berjudul The Little Princesses. Buku ini menggambarkan Elizabeth kecil yang mencintai kuda dan anjing, serta bersikap tertib dan bertanggungjawab. Mantan PM Inggris, Winston Churchill menggambarkan Elizabeth saat berusia dua tahun sebagai “sebuah karakter yang memantulkan keajaiban dari sosok seorang bayi”.

 Elizabeth jatuh cinta dan menikah dengan Pangeran Philip, sepupu ketiganya dan pangeran Yunani. Mereka memiliki kakek moyang yang sama yaitu, Ratu Victoria dan Pangeran Albert, yang juga merupakan sepupu. Tepat di usia 25 tahun yang terbilang masih sangat muda, Elizabeth naik tahta menggantikan mendiang ayahnya Raja George VI. Selama masa kepemimpinanya, Ratu telah melewati banyak sejarah dunia seperti pergantian 12 Presiden Amerika Serikat juga bekerjasama dengan 12 Perdana Menteri Ingris.

Sang Ratu kini di usia yang makin senja diberkati umur panjang. Ratu Elizabeth  masih memegang tahta Kerajaan Inggris dalam usianya yang ke-90. Ratu Elizabeth II telah dianugerahi banyak gelar dan posisi militer kehormatan di seluruh persemakmuran Inggris dan dari seluruh dunia. Secara resmi, dia memiliki gelar yang berbeda di setiap negara persemakmuran Inggris.

Dibandingkan dengan pendahulu dan pemimpin kerajaan lainnya, Elisabeth adalah penguasa kerajaan terlama di Inggris. Momen Jubilee Berlian Ratu Elizabeth pada 2012 menandai 60 tahun masa jabatannya sebagai ratu. Berbagai perayaan dilangsungkan di Britania Raya dan seluruh Persemakmuran. Dalam sebuah pesan yang dirilis pada Hari Aksesi, dia menyatakan: "Dalam tahun istimewa ini, saya sekali lagi mendedikasikan diri saya untuk melayani Anda, saya berharap kita semua masih ingat akan kekuatan dari kebersamaan dan kekeluargaan, persahabatan dan keramahtamahan. Mari menatap masa depan dengan kepala jernih dan hati yang hangat".

Ratu Elisabeth memiliki peranan untuk memperkenalkan bagaimana kerajaan dan negara demokrasi dapat saling berkelindan satu sama  lain. Kerajaan tidak lekat dengan kekuasaan otoriter, dan demokrasi bukan antitesis dari kerajaan. Ratu Elisabeth sangat dekat dengan masyarakatnya. Namun, ia tidak pernah bermaksud mengambil alih pemerintahan. Kerajaan dan pemerintahan selalu dalam kesejajaran mutualis, dan saling menghormati. Ia yakin  bahwa kerajaan Inggris adalah warisan kebudayaan yang harus berdialog dengan zaman, tanpa kehilangan orisinalitas.

Ratu Elizabeth juga merasakan kehidupan yang normal seperti rakyat biasa. Namun, hidupnya ternate tidak semulus yang dibayangkan. Ia pernah merasakan tahun-tahun duka dihidupnya dalam derai airmata. Kematian ayahnya, George VI, saat usia 56 tahun, pembunuhan paman Pangeran Philip, kehancuran rumah tangga putra-putrinya pada 1992, kematian menantunya, Diana Putri Wales pada  1997, serta kematian ibu dan adiknya pada tahun 2002 menjadi tantangan besar dalam hidupnya. Namun tantangan-tantangan itu membuatnya tetap tabah, bahkan semakin kuat dalam pengalaman.

Ratu juga dikenal sebagai pribadi yang religius. Ia pengikut Gereja Skotlandia. Beliau sering kali menghadiri dialog lintas agama dan telah bertemu dengan para pemimpin gereja dan agama lain, termasuk tiga paus: Yohanes XXIII, Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI. Ratu memiliki kepercayaan yang kuat terhadap agamanya dan memenuhi sumpah penobatannya dengan sungguh-sungguh. Ratu Elizabeth memiliki jiwa sosial yang tinggi, Ia adalah pelindung lebih dari 600 organisasi dan badan amal. Kedekatan dengan agama membuahkan jiwa sosial.

Ratu juga sangat dikenal dengan cara berdandan, cara berpakaian yang modis dan kegemaran berolahraga. Sang ratu tidak pernah pergi tanpa tas tangannya. Di dalamnya dia selalu menyimpan lipstik, yang selalu dia gunakan meskipun itu di muka umum. Ratu Elizabet juga memiliki saluran Youtube, Facebook dan Twitter sendiri, tidak heran ia adalah seorang Ratu yang sangat modern. Ratu Elizabeth sangat menyukai kuda. Ia senang mengendarai kuda peranakan dan berpacu, bahkan khusus mengadakan audisi bagi pelatih kuda.

*) Kontributor IndonesiaSatu.co Yogyakarta, Pegiat Literasi - Sanata Dharma Yogyakarta

Komentar