Breaking News

POLITIK Rebut Posisi Cawapres, Sandi Disebut “Bungkam” PAN-PKS Rp 500 M 09 Aug 2018 05:55

Article image
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bersama Prabowo Subianto. (Foto: Pojoksatu.id)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah ‘membungkam’ kubu PAN dan PKS dengan uang masing-masing Rp 500 miliar agar bersedia menerima dirinya menjadi pendamping Prabowo.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Menjelang batas akhir pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), koalisi partai pendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto masih berseteru tentang siapa yang bakal diusung untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).

Setiap partai bersikeras mengajukan kadernya untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Dalam dua pekan terakhir, Prabowo hilir-mudik mendatangi pimpinan partai koalisi. Intensnya Prabowo berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono menimbulkan spekulasi bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah cawapresnya.

Sementara itu, kubu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap pada pendirian untuk mendorong kadernya menjadi cawapres mendampingi Prabowo.

Di tengah ketidakpastian tersebut, tiba-tiba menyeruak kabar bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah ‘membungkam’ kubu PAN dan PKS dengan uang masing-masing Rp 500 miliar agar bersedia menerima dirinya menjadi pendamping Prabowo.

Kabar ini pertama kali dihembuskan Wasekjen Partai Demokrat  Andi Arief. Andi Arief disebutkan kesal terhadap Ketum Gerindra yang lebih memilih Sandiaga Uno menjadi cawapresnya. Andi menyebut Sandi menyetor Rp 500 miliar ke PAN-PKS untuk jadi cawapres Prabowo.

"Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," ujar Andi kepada wartawan, Rabu (8/8/2018).

Di luar dugaan kubu Demokrat, ternyata Prabowo lebih mementingkan uang daripada jalan perjuangan

"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar," kata Andi.

Namun Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria membela sikap Prabowo tersebut. Menurutnya, Sandi merupakan sosok alternatif yang bisa diterima calon mitra koalisi. Sandi dipilih karena masing-masing partai koalisi yakni Partai Demokrat, PKS, dan PAN ngotot memajukan kader sebagai cawapres.

"Kebetulan Sandi kan satu partai dengan Prabowo. Mungkin bagi partai yang lain, tidak menjadi... tidak irilah. Partai lain kan maunya Demokrat, yang PAN maunya PAN, PKS maunya PKS, alternatifnya dipilih di luar tiga partai ini," jelas Riza. 

--- Simon Leya

Komentar