Breaking News

POLITIK Serap Aspirasi saat Reses Perdana, Vinsen Sangu: Ini Ruang Demokrasi Memperjuangkan Hak Rakyat 04 Feb 2020 09:10

Article image
Suasana Reses Anggota DPRD Dapil 3 Ende di kecamatan Kotabaru. (Foto: Dokpri VS)
"Saya berkomitmen untuk terus memperjuangkan semua aspirasi ini dengan terus membangun komunikasi politik baik lintas Fraksi maupun lintas Komisi yang ada di DPRD, agar aspirasi rakyat yang dititipkan kepada saya, dapat disalurkan dan terjawab oleh pemer

ENDE, IndonesiaSatu.co-- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Ende diagendakan menggelar kegiatan Reses di masing-masing Daerah Pemilihan (Dapil) sejak akhir Januari hingga awal Februari 2020.

Vinsen Sangu, Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil 3 dalam rilis kepada media ini, Senin (3/2/20) mengaku menyerap banyak
aspirasi dan informasi dari masyarakat saat menggelar reses di Desa Tou Barat, Desa Nuanaga dan Desa Ne'otonda di wilayah Kecamatan Kotabaru, kabupaten Ende.

Adapun keluhan dan aspirasi yang disampaikan pemerintah desa dan utusan masyarakat yang hadir, yakni terkait infrastruktur jalan, air, listrik, pendidikan, pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan kebencanaan.

Keluhan dan Aspirasi

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tou Barat, kecamatan Kotabaru, Yohanes Rati mengeluh soal bendungan irigasi Ndondo yang kini sudah dipenuhi lumpur, baik di tampungan air maupun di saluran irigasi akibat longsoran.

Dampak lanjutannya, warga tidak dapat secara maksimal mengelolah persawahan yang ada, karena air tidak mampu menjangkau semua persawahan yang ada. Bahkan sebagian petani sawah hanya berharap pada 'kemurahan' alam untuk mencurahkan hujan sepanjang waktu.

Sementara di bidang infrastruktur jalan, jembatan dan listrik, Ketua BPD Niopanda, Markus Sama menyampaikan bahwa Niopanda sebagai desa yang terpencil.

"Kami sangat kesulitan mengakses jalan, listrik dan air yang menghubungkan antar-desa dalam kecamatan maupun antar-desa lintas kecamatan, sehingga warga desa Niopanda tetap terisolir dan terpencil," ungkap Markus.

Bila musim hujan tiba, bebernya, kami masyarakat desa Niopanda tidak bisa kemana-mana, karena jalan kami penuh lumpur dan licin.

"Manusia saja susah melewatinya apalagi kendaraan roda empat dan roda dua. Karena itu, masyarakat memminta perhatian serius pemerintah terkait peningkatan jalan dari Ndondo ke desa Niopanda, dan dari desa Niopanda ke desa Detuwulu. Juga harapan agar listrik dapat segera masuk ke desa yang udik dan terpencil ini," harap Markus.

Keluhan lain diutarakan Kepala Desa Nuanaga, Agus Pana, yang meminta perhatian pemerintah untuk pengamanan kampung melalui pembangunan bronjong sepanjang kali Ndondo dan normalisasi kali mati Maujawa, sehingga masyarakat desa setempat dapat hidup nyaman dan aman setiap kali ada ancaman banjir.

"Sejauh bronjong kali Ndondo belum dibangun dan belum dilakukan normalisasi kali mati di dusun Ma'ujawa, maka tanaman pertanian, perkebunan dan peternakan warga menjadi korban kehancuran atas amukan banjir yang datang di musim hujan," keluh Agus.

Sementara, Kepala Desa Ne'otonda, Fransiskus Kaki menerangkan bahwa potensi alam hutan mangrove yang dimiliki di desanya dan desa yang berada di pesisir pantai, amat layak ditata menjdi salah satu destinasi wisata alam.

Karena itu, dirinya meminta pemerintah daerah untuk memberikan perhatian di sektor pariwisata dan sektor kelautan untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan kemajuan daerahnya.

Reses sebagai Ruang Demokrasi

Mencermati berbagai keluhan dan aspirasi warga, Vinsen Sangu pada kesempatan reses perdananya sebagai Anggota DPRD Dapil 3 tersebut menjelaskan bahwa Pemerintahan daerah berkomitmen untuk terus membangun daerah, memajukan Kabupaten Ende demi peningkatan kesejahteraan rakyat melalui progran dan kegiatan yang merata dan menyentuh langsng kehidupan rakyat.

"Sejalan dengan tujuan Reses ini, inilah ruang demokrasi; dari, oleh dan untuk rakyat. Sebagai wakil rakyat, saya menyampaikan terima kasih atas aspirasi yang disampaikan. Saya berkomitmen untuk terus memperjuangkan semua aspirasi ini dengan terus membangun komunikasi politik baik lintas Fraksi maupun lintas Komisi yang ada di DPRD, agar aspirasi rakyat yang dititipkan kepada saya, dapat disalurkan dan terjawab oleh pemerintah melalui alokasi program dan kegiatan," kata politisi muda PDI Perjuangan ini.

Lebih lanjut, mantan aktivis GMNI ini menyebut agenda Reses sebagai ruang pertemuan yang baik antara rakyat dan wakilnya untuk berkomunikasi langsung, bertemu, melihat langsung dan mendengarkan langsung.

"Doakan agar apa yang akan kami (DPRD) perjuangkan mampu memberikan makna dan menjadi jembatan penghubung yang baik, kuat dan kokoh bagi rakyat dan pemerintah dalam menjawabi dan memenuhi apa yang menjdi impian, harapan dan hak-hak warga negara," harapnya.

Adapun peserta yang hadir dan terlibat aktif dalam Reses tersebut yakni para Kepala Desa dari 7 desa di dataran Ndondo, para perwakilan lembaga BPD, para tokoh agama, tokoh adat, tenaga pendidikan, tenaga kesehatan dan masyarakat umum.

--- Guche Montero

Komentar