Breaking News

POLITIK Setara Institute: Penyerangan YLBHI-LBH Didesain untuk Lemahkan Kepemimpinan Jokowi 18 Sep 2017 15:56

Article image
Ketua Setara Institute Hendardi. (Foto: Ist)
Hendardi menilai secara de jure paham komunisme telah dilarang berkembang dan secara de facto gerakan ini tidaklah nyata. Dengan demikian, kebangkitan PKI adalah illusi tetapi terus dikapitalisasi sebagai alat politik penundukkan.

JAKARTA, IndonesiaSatu.co -- Pada Minggu (17/9/2017) sekitar pukul 21.00 WIB hingga Senin dini hari (18/9/2017), aparat kepolisian berhasil mencegah kekerasan massa yang digerakkan oleh hoax atau berita bohong tentang adanya kegiatan yang menyebarkan komunisme di kantor YLBHI. Kelompok massa tersebut menyerang puluhan orang yang telah mengikuti acara #AsikAsikAksi di dalam kantor YLBHI-LBH, acara yang menampilkan seni, puisi dan menyanyi.

Ketua Setara Institute Hendardi menilai penyerangan tersebut merupakan tindakan persekusi yang didesain untuk menciptakan instabilitas politik dan keamanan.

“Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Polri harus menyadari betul bahwa tindakan persekusi atas kelompok masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan ilmiah dan mempromosikan pengungkapan kebenaran dan keadilan atas kejahatan kemanusiaan pada 1965, merupakan gerakan by design yang ditujukan untuk tujuan politik dan menciptakan instabilitas politik dan keamanan,” tegas Hendardi kepada IndonesiaSatu.co di Jakarta, Senin (18/9/2017).

Hendardi menilai  secara de jure paham komunisme telah dilarang berkembang dan secara de facto gerakan ini tidaklah nyata. Dengan demikian, kebangkitan PKI adalah illusi tetapi terus dikapitalisasi sebagai alat politik penundukkan.

Hendardi mengingatkan masyarakat luas untuk sadar dan memahami bahwa isu kebangkitan PKI adalah cara untuk memecah belah warga dan hanya menguntungkan pihak-pihak yang menggerakkannya.

“Pada peristiwa yang terjadi di YLBHI, tampak jelas bahwa kelompok penyerang adalah organ-organ intoleran yang selama ini menebar teror atas ketertiban dan bekerja atas desain aktor lain yang mengendalikannya,” papar Hendardi.

Hendardi menganjurkan agar aparat kepolisian tidak boleh berhenti hanya mengamankan beberapa aktor lapangan saja atas peristiwa penyerangan kantor YLBHI tetapi harus mencari aktor intelektual di balik peristiwa itu.

“Indikasi keterlibatan individu dan organisasi jelas bisa ditelusuri dari hoax-hoax yang selama ini diproduksi dan disebarluaskan, yang pada intinya bertujuan melemahkan kepemimpinan Jokowi. Polri juga tidak boleh lagi berkompromi pada kelompok pengklaim anti-PKI yang melakukan banyak praktik persekusi dalam 3 tahun terakhir,” pungkasnya.

--- Redem Kono

Komentar