Breaking News

LINGKUNGAN HIDUP Soal Penataan Citarum, Mayjen Doni Keberatan TNI Hanya Jadi Pemulung 23 Nov 2017 11:50

Article image
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo. (Foto: Tribun News)
Doni berharap, program penataan Sungai Citarum melibatkan dan didukung banyak pihak, baik dari instansi terkait, pegiat lingkungan, media massa, perusahaan telekomunikasi, maupun masyarakat itu sendiri.

BANDUNG, IndonesiaSatu.co -- Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo secara tegas  keberatan apabila TNI hanya ditugaskan untuk membantu membersihkan sampah. Lebih dari itu, Doni berharap, TNI harus menjadi bagian yang lebih luas untuk membantu penanganan persoalan Sungai Citarum dan alam di Jawa Barat.

Doni mengatakan ini ketika berbicara dalam acara Lokakarya Penataan Sungai Citarum di Hotel Aryaduta, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu (22/11/2017).

"Kalau tentara hanya ditugaskan sebagai pemulung, saya sendiri sebagai pimpinan keberatan. TNI hanya menjadi bagian sekrup yang kecil. Ke depan kalau dijadikan perda maka kami mungkin memiliki ruang lebih besar sehingga kami mendapatkan payung hukum dan dukungan," ucap dia.

Doni berpendapat, perlu perumusan struktur yang efektif dalam penanganan persoalan Sungai Citarum. Bila struktur tak dibuat sefektif mungkin, jangan berharap penataan Sungai Citarum dapat dilakukan dengan cepat.

"Kita harus merumuskan struktur yang efektif. Membangun sistem dan ke depan harus melihat semua potensi di Jabar ini dioptimalkan,” ujar doni.

Doni mengusulkan agar perlu dibuka akses masyarakat kepada posko.

“Adapun posko nanti di mana ditentukannya itu terserah gubernur. Saya mengusulkan di Kodam Siliwangi sehingga nanti Pangdam pun memiliki masukan,” kata Doni.

Doni berharap, program penataan Sungai Citarum melibatkan dan didukung banyak pihak, baik dari instansi terkait, pegiat lingkungan, media massa, perusahaan telekomunikasi, maupun masyarakat itu sendiri.

 

Tindakan tegas

Doni menegaskan, perlu ada tindakan tegas terhadap perusahaan yang membuang limbah sembarangan, jika perlu melakukan penutupan perusahaan-perusahaan yang membandel.

"Ini perlu bantuan media massa juga agar semua bisa diketahui publik. Perusahaan yang membuang limbah sembarangan harus kita ekspos, ada tahapan peringatan sampai akhirnya mungkin penutupan paksa daripada tak ada kepastian. Mereka yang merusak lingkungan ini berbahaya lebih dari terorisme," ucap dia.

Semua upaya dan langkah tegas, kata Doni semata-mata untuk melindungi ekosistem. Apabila pelanggaran lingkungan hidup ini dibiarkan terus-menerus maka akan mengganggu keseimbangan alam, termasuk berkurangnya kualitas air bersih yang akan berujung pada rusaknya generasi bangsa dan ketahanan bangsa Indonesia.

"Bagaimana kita bisa berkompetisi, bisa menjadi bangsa pemenang, kalau masyarakatnya tak sehat," kata dia.

Sebagaimana dalam tata cara militer di mana setiap operasi yang dilakukan harus berdasar pada komando yang berperan penting dalam melakukan pengendalian, demikian juga halnya  dalam menangani dan menata Sungai Citarum. Menurut Doni, yang masih kurang adalah komando.

"Kalau tak ada komando yang baik, energi yang dikeluarkan pun tak ada artinya," tegas Doni.

--- Simon Leya

Komentar