Breaking News

TAJUK Solidaritas dan Imajinasi Penderitaan 21 May 2020 20:36

Article image
Penderitaan orang lain menhadi bagian dari penderitaan kita. (Foto: Ist)
Menciptakan solidaritas membutuhkan kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Penderitaan tampil sebagai otoritas etis tertinggi yang memanggil orang untuk bersolider.

Solidaritas meluas kepada kepada orang lain. Keyakinan bahwa semua orang bisa menderita atau mendapat penghinaan membentuk sebuah kelompok imajinatif yang solider. Menciptakan solidaritas membutuhkan kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Penderitaan tampil sebagai otoritas etis tertinggi yang memanggil orang untuk bersolider.

Dalam masyarakat multikultural, negasi atas pengalaman penderitaan adalah elemen motivatif yang mempertemukan setiap keanekaragaman. Orang selalu berusaha terhubung dengan orang lain dan menemukan adanya kemungkinan untuk mencegahnya keluar dari penderitaan itu.

Maka dalam solidaritas, perasaan senasib-sepenanggungan melibatkan orang untuk terlibat dalam praksis pembebasan sesamanya dari penderitaan. Ia tidak hanya terlibat dalam penderitaan tersebut, tetapi memberikan suatu kebaruan hidup dari pertemuan tersebut yakni suatu kehidupan yang lepas dari penderitaan.

Menciptakan solidaritas adalah ungkapan aktif untuk bergerak memulihkan orang lain dari penderitaannya, sekaligus mengajaknya untuk terlibat proses pembebasan penderitaan orang lain.

Dalam konteks ini, pemikir Richard Rorty menawarkan sikap berbela rasa dalam solidaritas. Kristin Neff (2003) mendefinisikan bela rasa sebagai rasa tersentuh sekaligus terpanggil terhadap penderitaan orang lain, membuka diri kepada penderitaan orang lain dan tidak menghindar untuk terhubung dengan penderitaannya.

Sentuhan kepekaan terhadap penderitaan orang lain menciptakan sikap solider untuk terlibat dalam praksis pembebasan manusia dari penderitaan itu. Solidaritas terwujud jika orang bergerak mencegah penderitaan ataupun mengeluarkan orang lain dari penderitaannya.

Pada tahap ini solidaritas tidak lagi sebatas toleransi ataupun empati, tetapi semangat bela rasa (compassio). Bela rasa akan menjadikan nasib, penderitaan, kehidupan orang dan kelompok lain juga sebagai nasib, penderitaan, kehidupan, dan kelompoknya sendiri. Ini akan mendorong orang selalu berada dalam semangat solidaritas.

Salam Redaksi IndonesiaSatu.co

Komentar