Breaking News

REFLEKSI Tetaplah Waspada 02 Jun 2020 08:03

Article image
Waspada berarti kita sepenuhnya sadar diri dan tahu diri, bisa mengontrol hidup kita. (SecurityRI.com)
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo pun sudah lebih dari dua bulan "nginap" di kantornya dan memilih tetap di Graha BNPB sebagai posko pusat Gugus Tugas.

SAYA punya pengalaman pribadi. Beberapa hari lalu uang saya Rp 10 juta raib dari tas ransel saya yang diletakkan dalam mobil. Dengan gerak cepat dua staf saya bergerak melacak. Alhasil, si "pengambil" alias pencuri dapat diketahui, dan menurutnya sebagian besar uang telah terpakai habis, tersisa hanya Rp 800 ribu.

Apa hikmah dari pengalaman kecil ini? Kurang waspada! Saya tidak waspada, terlalu yakin bahwa mobil saya aman, tidak akan "disentuh" orang. Staf yang bawa mobil pun tidak waspada. Dia lupa mengunci kembali mobil setelah mengambil air mineral Aqua di dalamnya. Si "pengambil" menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan aksinya. Itu bisa terjadi hanya karena saya dan staf saya (sopir sedang tidak ada di tempat) kehilangan sikap waspada.

Jadi, kewaspadaan itu perlu dan harus. Saking pentingnya kewaspadaan, sampai ada pelajaran khusus tentang Padnas (Kewaspadaan Nasional) di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Bukankah begitu, Ame RD. Dr. Rofinus Neto, S.Fil, M.Si (Han)? Romo Ronny adalah lulusan terbaik Lemhannas dari angkatannya. Keren ya...

Nah, Padnas itu perlu dan harus kita miliki saat ini, tatkala kita menjelang masuk fase baru "Normal Baru" (New Normal) dalam kehidupan sebagai bangsa dan negara setelah (dan masih) berjibaku dengan si virus Corona alias Covid-19. Saya sebenarnya merasa kita belum siap masuk ke fase itu, karena data kasus positif saat ini (dirilis Jumat, 29/5) adalah 25.216 orang. Total pasien yang sembuh mencapai 6.492 orang, sedangkan yang meninggal 1.520 orang.

Namun, pemerintah tentu punya alasan sendiri, termasuk bahaya ambruknya perekonomian nasional dan di-PHK-nya jutaan pekerja. Juga sektor-sektor lain seperti pendidikan dan pariwisata perlu digerakkan kembali, tentu dengan pola hidup dan sikap yang terkendali dalam fase Normal Baru. Kita mesti menanggalkan (entah sementara atau untuk seterusnya, tergantung dinamika pandemik ini) sebagian dari kebebasan dan keleluasaan hidup yang kita miliki selama ini.

Misalnya, kita mesti tetap menjaga jarak fisik (physical distancing) dengan orang lain setidaknya satu meter, ke mana-mana pakai masker, selalu bawa "hand sanitizer", menjaga kondisi badan selalu fit, rutin pakai suplemen penjaga stamina, dan sebagainya. Ini tampak mudah dilakukan, tetapi sebenarnya tidak juga. Butuh sikap, mental dan perilaku disiplin. Juga butuh sikap waspada, karena kalau kita mengentengkan ancaman Covid-19, fase Normal Baru bisa menjadi neraka.

Dari berbagai berita kita tahu, sudah puluhan tenaga kesehatan (Nakes) yang gugur akibat sengatan virus ini. Itu sebabnya kita yang lain perlu terus bersikap waspada agar pengorbanan mereka tidak sia-sia. Mereka sudah berkorban demi kesehatan dan keselamatan kita. Selayaknya kita pun membantu mereka -- dan dengan demikian menolong diri sendiri -- dengan tetap waspada dan berdisiplin mematuhi protokol kesehatan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo pun sudah lebih dari dua bulan "nginap" di kantornya. Dia tidak pulang ke rumah. Dia memilih tetap di Graha BNPB sebagai posko pusat Gugus Tugas.

Itu adalah pengorbanan demi kepentingan banyak orang. Sewajarnya kita imbangi pengorbanan itu dengan menjaga sikap waspada serta terus melindungi diri dan orang-orang yang kita kasihi dari Corona. Sekali lagi, sikap waspada tetap dan makin diperlukan.

Waspada bukan berarti hidup dalam tekanan mental atau serba tegang yang bikin saraf kita pun terganggu. Waspada berarti kita sepenuhnya sadar diri dan tahu diri, bisa mengontrol hidup kita, termasuk membatasi diri dari hal-hal yang riskan menyebabkan kita terkena terkaman si virus Corona.

 

Penulis adalah peminat filsafat-teologi, CEO VDS Group, Pendiri/Pemimpin Umum IndonesiaSatu.co

Komentar