Breaking News

REGIONAL Wantanas Apresiasi Program Emas Biru Mayjen Doni Monardo 18 Oct 2017 13:28

Article image
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo memperlihatkan budidaya keramba di Pelita Jaya, Kabupaten Seram Bagian Barat. (Foto: kumparan)
Program Emas Biru di dua provinsi di Maluku, yakni Provinsi Maluku dan Maluku Utara kini sudah mulai dirasakan manfaatnya, salah satunya adalah budidaya keramba.

AMBON, IndonesiaSatu.co -- Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) mengapresiasi program Emas Biru yang diinisiasi Pangdam XVI/ Pattimura, Mayjen TNI Doni Monardo. Demi menyaksikan keberhasilan program Emas Biru di Maluku, rombongan Wantanas yang diketuai Irjen Pol Bambang Hermanu sengaja datang ke Maluku Selasa (18/10/2017) untuk mendengar dan menyaksikan secara langsung perkembangan program unggulan yang digalakkan Kodam Pattimura tersebut.

Di hadapan rombongan Wantanas, Mayjen Doni Monardo mengungkapkan, program Emas Biru dan Emas Hijau yang digalakkan selama ini tak lain adalah sebagai upaya untuk membantu tugas pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“Kita tidak mengambil alih tugas pemerintah daerah, tapi kita lihat ada celah yang kosong dan kita masuk ke situ, tujuannya untuk membantu pemerintah daerah,” kata Doni.

Hal yang mendorong Jenderal Doni menggiatkan program Emas Hijau dan Emas Biru adalah kenyataan betapa kaya potensi sumber daya alam yang dimiliki Maluku, baik di darat maupun di di laut. Sayangnya, potensi yang melimpah itu belum dapat dikelola secara maksimal. Karena itu, Kodam Pattimura mencoba membuat sejumlah terobosan untuk dapat membantu pemerintah daerah guna memajukan daerah ini.

Program Emas Biru di dua provinsi di Maluku, yakni Provinsi Maluku dan Maluku Utara kini sudah mulai dirasakan manfaatnya, salah satunya adalah budidaya keramba. Lewat program tersebut, masyarakat pesisir di Maluku kini mulai keluar dari problem kemiskinan dan menatap masa depannya yang lebih cerah.

Selain program Emas Hijau dan Emas Biru, Kodam XVI/Pattimura juga menginisasi upaya damai bagi kelompok masyarakat yang selama ini terlibat pertikaian dan perang saudara seperti yang terjadi di Negeri Mamala dan Negeri Morela.

Program ini, kata Doni, memerlukan waktu dan ketelatenan. Namun menurutnya, jika warga mau berusaha, hasil yang didapatnya akan sangat signifikan.

Doni menyebut  potensi perikanan laut di Maluku sangatlah besar dan Kodam Pattimura sendiri melihat hal itu sebagai potensi yang harus terus dikembangkan untuk menyejahterakan masyarakat. Potensi perikanan di Maluku mencapai 4,6 juta ton per tahun, sayangnya potensi tersebut belum dapat dikelola dengan baik.

“Sekali lagi ketika ada ruang kosong kita masuk di sana tapi ketika ruang itu sudah terisi penuh maka tidak ada gunanya tentara menyentuh wilayah itu. Inilah gunanya peran teritorial dari TNI AD,” paparnya.

Dia memaparkan program Emas Biru yangs elama ini digalakkan lebih pada budidaya perikanan termasuk rumput laut, teripang lobster dan sebagainya. Dengan program itu diharapkan masyarakat dapat terbantu sehingga tidak lagi berfikir untuk bertikai.

“Potensi perikanan di Maluku Utara mencapai 37 persen dari potensi nasional artinya ada 4,6 juta ton ikan, kalau harga 1 kilogram ikan 1 dolar dikalikan 4,6 juta ton, itu sama dengan 4,6 miliar dolar atau Rp 70 triliun kalau kita ambil setengahnya saja Rp 35 triliun artinya dengan potensi ini bangsa indonesia bisa hidup dari perikanan apalagi Maluku kalau bisa dikelola bisa 10 kali APBD Maluku,” papar Doni.

Sementara itu Irjen Pol Bambang Hermanu mengungkapkan kedatangan timnya ke Kodam Pattimura tak lain untuk mempelajari berbagai kendala yang dihadapi di Maluku terkait pengembangan budidaya kelautan di daerah ini yang selama ini digalakan Kodam Pattimura.

“Kita datang ke sini untuk menyerap apa yang dilakukan dan mendengarkan kendala yang dihadapi di Maluku ini dan akan kita sampaikan ke Presiden,” kata Hermanu sebagaimana dikutip Kabar Timur (17/10/2017).

Dia mengaku kedatangan timnya itu ke Maluku untuk mengkaji masalah perikanan di daerah ini, termasuk kesiapan sumber daya manusia untuk pengelolaannya apakah masyarakat Maluku lebih memilih untuk mengelola hasil laut ataukah tidak.  

--- Simon Leya

Komentar